Seri kompetisi Badminton World Federation (BWF) akan segera dimulai.
Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) pun
sudah mengumandangkan target-target yang akan mereka bidik tahun ini.
Target tersebut dirasa realistis dan menantang untuk dicapai. Berikut
mari dibahas satu per satu target yang ada dan dibumbui prediksi biar lebih seru, dimulai dari target-target besar :
• Piala Thomas
Sejak meraih Piala Thomas tahun 2002 dan gagal dalam upaya
mempertahankan gelar di Jakarta pada tahun 2004, total sudah ada lima
gelaran Piala Thomas yang dilewati Indonesia tanpa hasil juara. Tahun
ini, PBSI memasang target juara pada Tim yang akan berangkat nanti.
Dari segi kekuatan, sejatinya kekuatan utama Indonesia saat ini ada di
pundak Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
dan karena nomor ganda campuran tak dipertandingkan, maka otomatis untuk
Piala Thomas Indonesia bakal bertumpu pada Ahsan/Hendra yang akan
tampil sebagai ganda pertama.
Dengan status sebagai ganda
pertama, Ahsan/Hendra mutlak tak boleh kehilangan poin di tiap
pertandingan yang dijalani Indonesia nantinya. Mereka harus bisa diberi
label penyumbang poin tetap bagi Indonesia.
Lantaran Piala
Thomas menggunakan format pertandingan the best of five, nomor andalan
Indonesia berikutnya adalah ganda kedua. Disini nama yang mungkin bakal
mengisi adalah Angga Pratama/Rian Agung atau bisa saja Berry
Anggriawan/Ricky Karanda dan Wahyu Nayaka/Ade Yusuf.
Ganda
kedua yang akan turun nantinya pun harus bisa unggul atas ganda kedua
dari negara-negara pesaing yang ada dan bisa menanggung beban sebagai
penentu, apalagi dengan format normal, ganda kedua akan tampil di partai
keempat.
Beralih ke tunggal, Tommy Sugiarto sepertinya tak
terhentikan untuk jadi tunggal pertama pada gelaran Mei nanti.
Sebelumnya, Rexy Mainaky menyebut Tommy dan Dionysius Hayom Rumbaka akan
menjadi tulang punggung nomor tunggal. Slot tunggal ketiga akan diisi
oleh salah satu dari Sony Dwi Kuncoro atau Simon Santoso sedangkan slot
tunggal keempat atau cadangan bakal diisi oleh pemain muda. Namun
komposisi itu bisa saja berubah menjadi keempat pemain di atas tanpa
pemain muda jika masing-masing pemain di atas menunjukkan prestasi yang
stabil di sisa waktu yang ada.
Komposisi pemain senior seperti
Simon atau Sony sebagai tunggal penentu sendiri memang lebih
menguntungkan bagi Indonesia karena dari segi beban mental yang diterima
sebagai penentu kemenangan atau kekalahan, jam terbang yang mereka
miliki seharusnya sudah mampu untuk menopang mereka berdiri tegak di
lapangan tanpa kekhawatiran sebelum bertanding yang berlebihan.
Dilihat dari nama-nama pesaing, nama negara yang sudah familiar dengan
dunia bulu tangkis seperti Cina, Korea, Denmark, dan juga Jepang serta
Malaysia akan kembali menjadi pesaing Indonesia dalam perebutan Piala
yang diambil namanya dari Sir Alan George Thomas ini.
Cina,
mereka kini ada di ambang rekor kemenangan enam kali beruntun dan
memecahkan rekor sebelumnya atas nama Indonesia. Namun dari segi
amunisi, Cina masih mengalami kekhawatiran di sektor ganda dimana mereka
tidak setangguh dua tahun lalu.Cai Yun/Fu Haifeng saat ini sudah
mengalami penurunan performa sedangkan Liu Xiaolong/Qiu Zihan belum
seperti yang diharapkan. Di sisa waktu yang ada, mungkin Cina akan
mencari dan meracik pasangan baru yang bisa jadi tumpuan kekuatan.
Dengan kurang kokohnya kekuatan nomor ganda, Cina otomatis mutlak mengandalkan nomor tunggal.
Yang menarik dilihat, apakah Lin Dan akan kembali masuk Tim Cina
setelah hanya muncul di Kejuaraan Dunia lalu untuk kemudian menghilang
lagi? Jika tanpa Lin Dan, otomatis Cina juga dalam kekhawatiran karena
Du Pengyu dan Wang Zhengming tidak sesolid yang mereka harapkan. Jikapun
Lin Dan main, menarik untuk dilihat kapan Lin Dan akan come back,
apakah sebelum Thomas Cup atau saat penyelenggaraan turnamen itu
berlangsung. Dan dengan kondisi demikian sendiri, Lin Dan hanya akan
bisa tampil sebagai tunggal ketiga Cina karena kalah dari segi peringkat
dibandingkan tunggal Cina lainnya.
Korea pun akan menjadi
lawan berat bagi Indonesia selanjutnya. Ganda putra Korea memiliki
peluang untuk mengimbangi ganda Indonesia, baik itu ganda pertama maupun
kedua. Beruntung, dari segi tunggal putra, kans Indonesia untuk
mengambil angka terbuka lebih lebar. Karena itu jika nantinya bertemu
Korea, maka para tunggal putra Indonesia harus gantian mengambil peran
sebagai penentu kemenangan.
Untuk Denmark, negara ini pun patut
diwaspadai oleh Indonesia. Nama-nama seperti Jan O Jorgensen,
Hans-Kristian Vittinghus dan Viktor Axelsen menjadi nama yang cukup
berbahaya bagi para pemain Indonesia. Dari nomor ganda pun mereka
memiliki kekuatan yang lumayan merata.
Jepang juga tak boleh
diremehkan karena mereka masih berpeluang mencuri angka dari nomor
tunggal maupun ganda. Sedangkan Malaysia sendiri, sebelum pertandingan
mungkin boleh dibilang sudah unggul 0-1 jika Lee Chong Wei belum
benar-benar ditemukan kelemahan mendasarnya oleh para pemain Indonesia.
Dengan gambaran demikian, maka gelaran Piala Thomas tahun ini akan
berlangsung lebih seru dibandingkan tahun sebelumnya karena perbedaan
kekuatan tiap negara semakin tipis. Cina akan gagal memecahkan rekor
baru sebagai negara terbanyak yang mampu membukukan kemenangan beruntun
dan Indonesia bisa kembali keluar sebagai juara sekaligus lepas dari
torehan 13 gelar yang selama ini selalu dianggap angka sial.
Sumber dan Penulis dari Blog : Putra Permata Tegar Idaman
Duta Admin 3
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar