(Hong Kong, 22/11/2013)
Meskipun telah resmi dinobatkan sebagai pasangan terkuat dunia dengan
menduduki peringkat nomor satu di jajaran BWF World Rangking, Hendra
Setiawan/Mohammad Ahsan mengaku tak mau berpuas dengan pencapaian yang mereka raih selama ini.
Hendra/Ahsan yang telah mengantongi gelar Juara Dunia 2013 yang
merupakan salah satu titel yang paling diidamkan para pebulutangkis
manapun, masih mengincar sederet gelar lain di tahun 2014.
"Saya masih penasaran dengan gelar All England. Selain itu, kami juga
membidik gelar di Asian Games 2014 dan BWF World Championships 2014.
Selama memperkuat tim Piala Thomas, saya juga belum pernah merasakan
jadi juara. Jadi ingin sekali, begitu pun Piala Sudirman," beber Hendra
kepada Badmintonindonesia.org.
"Terakhir tahun 2009 jadi
pasangan ranking satu dunia. Jadi sekarang senang bisa ranking satu
lagi. Tapi tidak boleh berlebihan, karena kekuatan ganda putra dunia
makin merata," tambah Hendra yang berasal dari klub Jaya Raya Jakarta.
Sebelum berpasangan dengan Ahsan, Hendra sudah pernah mencicipi rasanya
menjadi ganda putra terbaik di dunia bersama Markis Kido. Bahkan
keduanya sukses menggondol medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan
gelar-gelar bergengsi lain. Namun, mereka tercatat belum pernah
memenangkan gelar All England. Tak heran jika Hendra berharap dapat
mewujudkan impian untuk menjadi juara di turnamen tertua di dunia
tersebut bersama Ahsan.
Buat Ahsan, menjadi pemain ranking satu
dunia adalah yang pertama sepanjang karir bulutangkisnya. Sebelum
menjadi Juara Dunia 2013, Ahsan mengaku tak terpikir bisa menduduki
posisi tertinggi di jajaran ganda putra kelas dunia.
"Gelar
juara dunia memang gelar yang paling saya idam-idamkan. Setelah bisa
meraih titel ini, baru terbayang bisa jadi ganda putra ranking satu
dunia. Sebelumnya sih nggak kepikiran,"kata Ahsan, pemain yang berasal
dari Palembang, Sumatera Selatan.
"Rasanya senang sekaligus
bangga, apalagi sudah cukup lama juga Indonesia tidak menempatkan wakil
di peringkat satu dunia. Ini merupakan hasil kerja keras saya, Koh
Hendra dan pelatih kami, Koh Herry (Herry Iman Pierngadi)," imbuh pemain
binaan klub Djarum ini.
Namun senada dengan Hendra, Ahsan pun
tak ingin cepat puas dengan apa yang telah mereka raih selama kurang
lebih setahun berpasangan. Bukannya tak bersyukur dengan raihan prestasi
selama ini, namun pasangan juara Malaysia Open Super Series, Indonesia
Super Series Premier, Singapore Super Series, dan Japan Open Super
Series 2013 ini masih berharap dapat memberikan lebih banyak prestasi
yang dapat mengharumkan nama Merah-Putih di kancah perbulutangkisan
dunia.
"Jangan cepat puas, kami juga mesti banyak mengevaluasi
permainan kami, apa saja yang masih kurang. Kami masih terus belajar
dan meningkatkan kualitas. Saya juga tak enggan belajar dari teman,
bahkan junior-junior saya di Pelatnas Cipayung. Kalau ada teknik pukulan
mereka yang bagus, saya tanya dan diskusi, bagaimana mereka
melakukannya," ucap Ahsan.
Sementara itu sang pelatih, Herry
Iman Pierngadi, mengatakan bahwa pencapaian Hendra/Ahsan menuju ranking
satu dunia yang diraih dalam kurun waktu satu tahun, bisa dibilang hasil
yang cukup baik untuk keduanya.
"Menyatukan dua pemain jadi
satu pasangan ganda itu tidak mudah, butuh proses dan banyak
pembelajaran. Hendra/Ahsan dengan kerja kerasnya mampu meraih gelar
Juara Dunia dan jadi pasangan rangking satu dunia dalam waktu satu
tahun, apalagi sekarang saingannya juga banyak yang bagus-bagus. Menurut
saya ini hasil yang cukup baik, semoga bisa menjadi motivasi untuk
pemain yang lain," tutur Herry. (*)
Sumber : badmintonindonesia.org
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar