Budaya
Budaya nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, aturan-aturan dan norma-norma yang melingkupi suatu kelompok masyarakat akan mempengaruhi sikap dan tindakan individu dalam masyarakat tersebut.sikap dan tndakan individu dalam suatu masyarakat dalam beberapa hal yang berkaitan dengan nilai, keyakinan aturan dan norma akan menimbulkan sikap dan tindakan yang cenderung homogen. Artinya, jika setiap indvidu mengacu pada nilai, keyakinan, aturan dan norma kelompok, maka sikap dan prilaku mereka akan cenderung seragam. Misalnya dalam suatu masyarakat adaaturan mengenai bagaimana melakukan pernikahan sehingga laki-laki dan perempuan dapat dipisahkan sebagai suami istri. Ketika anggota mayarakat akan menikah, maka proses yang dilalui oleh anggota masyarakat itu akan cenderung sama dengan anggota masyarakatyang lainnya.
Menurut” Wallendorf & Reilly dalam Mowen :1995”. Budaya adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan secara simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain pada anngota dari masyarakat tertentu.
Definisi di atas menunjukkan bahwa budaya merupakan cara menjalani hidup dari suatu masyarakat yang di transmisikan pada anggota masyarakat dari generasi ke generasi berikutnya.
B. Kelas sosial dan perilaku pembelian
Dalam berperilaku, status sosial konsumen turut memainkan pengaruh. Tndakan apa yang seharusnya dilakukan konsumen sangat ditentukan oleh status sosialnya. Berikut gambaran perbedaan peran yang dimainkan oleh konsumen dengan status sosial tinggi dan status sosial rendah.
Kelas atas Kelas bawah
1. Kebiasaan belanja
a. as a plesure
b. mengunjungi toko yang memiliki image”high-fashion”
c. Lebih banyak mencari informasi dari media masa
d. Harga buku indikator kualitas 1.
a. Menyenangi barang masal dan diskon.
b. Memiliki informasi produk yang minim, bertindak berdasar display di toko dan info wiraniaga, suka membeli produk”on sale”.
2. Aktivitas waktu luang
a. Seperti: tennis, golf, menghadiri kegiatan sosial, membaca, mengikuti kegiatan sosial.
b. Lebih banyak membaca surat kabar, untuk acara TV menyukai olahraga dan drama terbaru. 2.
a. Lebih anyak melihat TV, memancing, sepak bola, angkat berat, dan dirumah.
b. Tidak banyak baca surat kabar, suka melihat opera sbun, quiz, dan komedi situasi.
3. Kepribadian
a. Punya keyakinan diri, berani mengambil resiko, memiliki pandangan yang luas.
b. Kepemilikan melambangkan “motivasi pribadi pemilik” 3.
a. Berfokus pada masa kini, dan masa lalu, pandangan yang terbatas, berorientasi pada diri dan keluarga.
b. Kepemilikan merupakan “nasib baik”
C. Pasar Konsumen dan Tingkah Laku Konsumen dalam Membeli
Pasar konsumen:
Semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan jasa untuk konsumsi pribadi memiliki tingkah laku sebagai pembeli (konsumen): Perilaku membeli konsumen akhir (individu dan rumah tangga) yang membeli barang serta jasa untuk konsumsi pribadi. Model Tingkah Laku Membeli:
1. Karakteristik yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
2. Perangsang
3. Penjualan
4. Produk
5. Harga
6. Tempat
7. Promosi
8. Perangsang dan lain-lain.
FaktorFaktor Budaya Merupakan faktor yang memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen:
1. Budaya Kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seseorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya
2. Sub Budaya Sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi
3. Kelas Sosial Divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.
faktor-faktor sosial
a. Kelompok acuan
Dua orang/lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama, kelompok ini berfungsi sebagai titik perbandingan atau acuan langsung atau tidak langsung yang membentuk sikap/perilaku seseorang. Orang dalam kelompok acuan yang, karena keteram - pilan, kepribadian, atau karakteristik lain yang spesial memberi pengaruh kepada orang lain
b. Keluarga Organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan te lah diteliti secara mendalam
c. Peran dan Status Peran: Terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan sesorang menurut orangorang yang ada di sekitarnya Status: Penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
FaktorFaktor Pribadi
a. Umur dan Tahap daur Hidup
b. Pekerjaan
c. Situasi Ekonomi
d. Gaya Hidup
e. Kepribadian dan Konsep diri kepribadian
• Gaya Hidup
adalah Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas, interest dan opininya. Gaya hidup akan mencakup sesuatu yang lebih dari seke dar kelas sosial atau keperibadian seseorang dan gaya hidup akan menampilkan pola beraksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.
• Kepribadian dan Konsep diri Kepribadian
karakteristik psikologi unik dari seseorang yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Konsep diri: disebut juga dengan citra diri, dasar yang digunakan adalah bahwa apa yang dimiliki seseorang memberi kontribusi pada dan mencerminkan iden titas mereka, artinya: “kami adalah apa yang menjadi milik kami”.
FaktorFaktor Psikologi
a. Motivasi Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup untuk mendorong seseorang untuk bertindak
b. Persepsi Proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan mengintepre tasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenal dunia, bentuknya: Perhatian selektif
Kecenderungan bagi manusia untuk menyaring sebagian besar informasi yang dihadapi distorsi selektif: Menguraikan kecenderungan orang untuk menginte pretasikan informasi dengan cara yang akan mendu kung apa yang telah diyakini Ingatan selektif: Kecenderungan dalam mempertahankan informasi yang mendukung pendirian dan kepercayaan orang.
c. Pengetahuan Perubahan dalam perilaku individual yang muncul dari pengalaman
d. Keyakinan dan sikap Keyakinan: pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu Sikap: Evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relatif konsisten Peran Konsumen dalam Membeli
Pemrakarsa: orang yang pertama menyarankan/mencetuskan gagasan membeli produk tertentu Pemberi Pengaruh: Orang yang pandangan/sarannya mempengaruhi keputusan membeli Pengambil Keputusan: Orang yang akhirnya membuat keputusan membeli
Pembeli: orang yang benarbenar melakukan pembelian
Pengguna: orang yang mengkonsumsi/menggunakan produk
Jenis Perilaku Keputusan Pembelian: Keterlibatan Tinggi Keterlibatan Rendah Perbedaan besar antara merek Tingkah laku membeli yang kompleks Tingkah laku membeli yang mencari variasi Perbedaan kecil antara merek Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan Tingkah laku membei yang menjadi kebiasaan Proses Keputusan Pembelian:
Penjalasan:
a. Pengenalan kebutuhan Merupakan tahap pertama proses keputusan pembeli, yaitu ketika konsumen mengenali adanya masalah atau kebutuhan.
b. Pencarian informasi Tahap yang merangsang konsumen untuk mencari informasi lebih banyak, konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi Sumbersumber informasi: Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan Sumber komersial: Iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan Sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk
c. Evaluasi alternatif Tahap ketika konsumen menggunkan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dan perangkat pilihan.
d. Keputusan membeli Tahap, ketika konsumen benarbenar membeli produk
e. Tingkah laku pasca pembelian Tahap ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas dan tidak puas Proses Keputusan Pembeli untuk Produk Baru Produk baru: barang atau jasa atau gagasan yang dianggap baru oleh beberapa pelanggan potensial. Produk tersebut mungkin sudah tersedia untuk beberapa waktu. Mengenali kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Membeli Tingkah Laku
Pasca Pembelian Proses yang akan dialami adalah proses adopsi: Proses mental yang dilewati individu dari pertama kali mendengar mengenai suatu inovasi sampai adopsi terakhir.
Tahap-tahapnya:
a. Kesadaran: konsumen menjadi sadar akan produk baru, tetapi kurang informasi me ngenai produk tersebut.
b. Tertarik: konsumen mencari informasi mengenai produk baru
c. Evaluasi: konsumen mempertimbangkan apakah masuk akal untuk mencoba produk baru.
d. Mencoba: Konsumen mencoba produk baru dalam skala kecil untuk meningkatkan perkiraannya mengenai nilai produk tersebut.
e. Adopsi: konsumen memutuskan untuk menjadi pengguna produk baru sepenuhnya dan teratur
http://rararirureroo.blogspot.com/2012/10/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian.html
PENGERTIAN SIKAP
Sikap adalah perilaku seseorang atau dapat diartikan sebagai penampilan dari tingkahlaku seseorang yang cenderung ke arah penilaian dari masyarakat berdasarkan norma yangberlaku di masyarakat tersebut.
Gagne (1974) mengatakan bahwa sikap merupakan suatu keadaan internal (internalstate) yang mempengaruhi pilihan tidakan individu terhadap beberapa obyek, pribadi, danperistiwa. Masih banyak lagi definisi sikap yang lain, sebenarnya agak berlainan, akan tetapikeragaman pengertian tersebut disebabkan oleh sudut pandang dari penulis yang berbeda.Namun demikian, jika dicermati hampir semua batasan sikap memiliki kesamaan padang,bahwa sikap merupakan suatu keadaan internal atau keadaan yang masih ada dalam darimanusia. Keadaan internal tersebut berupa keyakinan yang diperoleh dari proses akomodasidan asimilasi pengetahuan yang mereka dapatkan, sebagaimana pendapat Piaget’s tentangproses perkembangan kognitif manusia (Wadworth, 1971).
Secord and Bacman (1964) membagi sikap menjadi tiga komponen yaitu :
a. Komponen kognitif, adalah komponen yang terdiri dari pengetahuan Pengetahuaninilah yang akan membentuk keyakinan dan pendapat tertentu tentang objek sikap.
b. Komponen afektif, adalah komponen yang berhubungannya dengan perasaan senangatau tidak senang, sehingga bersifat evaluatif. Komponen ini erat hubungannyadengan sistem nilai yang dianut pemilik sikap.
c. Komponen konatif, adalah komponen sikap yang berupa kesiapan seseorang untuk berperilaku yang berhubungan dengan objek sikap.
PENGERTIAN PERILAKU
Perilaku adalah respon individu atau kelompok terhadap lingkungan. Dalam fisiologi,perilaku manusia merupakan bagian penting dari perubahan fisik yang menitikberatkan padasifat dan karakteristik yang khas dari organ-organ atau sel-sel yang ada dalam tubuh. Dalamkacamata ilmu sosial, perilaku atau perbuatan manusia merupakan manifestasi terhadap pola-pola hubungan, dinamika, perubahan dan interaksi yang menitikberatkan pada masyarakat dan kelompok sosial sebagai satu kesatuan, serta melihat individu sebagai bagian darikelompok masyarakat (keluarga, kelompok sosial, kerabat, klien, suku, ras, bangsa). Diantara dua kelompok ilmu pengetahuan ini berdiri psikologi, yang membidangi individudengan segala bentuk aktivitasnya, perbuatan, perilaku dan kerja selama hidupnya. Kerangkaanalisis fisiologi memberikan penjelasan mengenai macam-macam tingkah laku lahiriah,yang sifatnya jasmani. Sedangkan manusia merupakan satu totalitas jasmani-rohani.Psikologi mempelajari bentuk tingkah laku (perbuatan, aktivitas)
Individu dalam relasinyadengan lingkungannya.
http://yesamartha.blogspot.com/2012/10/pengaruh-sikap-dan-perilaku.html
Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya(Schiffman dan Kanuk,2000). Berdasarkan definisi ini maka bias disimpulkan bahwa yang ditekankan adalah karakter-karakter internal termasuk didalamnya berbagai atribut,sifat,tindakan yang membedakan dengan orang lain. Secara praktis konsep kepribadian dapat didefinisikan sebagai seperangkat pola perasaan,pemikiran dan perilaku yang unik yang menjadi standar respon konsumen untuk berbagai situasi.
Pola ini memiliki beberapa cirri khas yaitu :
1 Mencerminkan perbedaan individu
2 Konsisten
3 Psikologis dan fisiologi
4 Kepribadian dapat berubah
5 Kepribadian berinteraksi dengan situasi
Dimensi kepribadian :
1. ekstraversi
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang senang bergaul dan banyak bicara dan tegas.
2. sifat menyenangkan
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang baik hati, kooperatif dan mempercayai.
3. sifat mendengarkan kata hati
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi prestasi
4. kemantapan emosional
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang tenang, bergairah,terjamin (positif), lawan tegang, gelisah,murung dan tak kokoh (negative).
5. keterbukaan terhadap pengalaman
suatu dimensi kepribadian yang emncirikan seseorang yang imajinatif, secara artistic peka dan intelektual.
Nilai
Pola yang dapat kita lihat dari nilai adalah perubahan perilaku dan alas an seseorang dalam membelanjakan uang atau sumberdaya yang mereka kelola dan mereka miliki. Semakin tinggi mereka menilai dari suatu barang dan jasa terhadap kehidupan,maka akan makin tinggi pula apresiasi mereka dalam memandang barang dan jasa tersebut dari segi konsumsi.
Gaya Hidup
Gaya hidup menurut Plummer (1983) gaya hidup adalah cara hidup individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orangmenghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya(ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitar.
Konsep Gaya Hidup dan Pengukurannya
Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.
Psikografi adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur gaya hidup. Bahkan sering kali istilah psikografi dan gaya hidup digunakan secara bergantian. Beberapa variabel psikografi adalah sikap, nilai, aktivitas, minat, opini, dan demografi.
Teori sosio-psikologis melihat dari variabel sosial yang merupakan determinan yang paling penting dalam pembentukan kepribadian. Teori faktor ciri, yang mengemukakan bahwa kepribadian individu terdiri dari atribut predisposisi yang pasti yang disebut ciri (trait).
Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.
Ada 3 Faktor yang mempengaruhi Gaya Hidup Konsumen :
1. Kegiatan yaitu bagaimana konsumen menghabiskan waktunya.
2. Minat yaitu tingkat keinginan atau perhatian atas pilihan yang dimiliki konsumen.
3. Pendapat atau pemikiran yaitu jawaban sebagai respon dari stimulus dimana semacam pertanyaan yang diajukan.
Contoh nyata pada kehidupan sehari-hari :
Di Amerika Serikat kelas sosial ini seperti yang diklasifikasikan oleh Coleman menjadi 7 kelas sosial masing-masing kelas Atas-Atas, Atas Bawah, Menengah Atas, kelas Menengah, kelas Pekerja, Bawah
Atas, Bawah-bawah
Sementara di Kota Jakarta, hasil penelitian Sosiologi UI yang tertuang dalam Rencana Umum Pembangunan Sosial Budaya DKI Jakarta 1994-1995, dapat distratifikasikan dalam lima strata, yaitu lapisan elite, lapisan menengah, lapisan peralihan, lapisan bawah, dan lapisan terendah.
Dalam perilaku konsumen secara samar orang membedakan pengertian kelas sosial dengan pengertian status sosial. Jika kelas sosial mengacu kepada pendapatan atau daya beli, status sosial lebih mengarah pada prinsip-prinsip konsumsi yang berkaitan dengan gaya hidup.
Pengukuran Ganda Perilaku Individu
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu terhadap pengambilan keputusan konsumen :
1. sikap orang lain
2. Faktor situasi tak terduga
Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
Ada 5 tahap proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari :
1.Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition)-pembelian mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan.
2.Pencarian Informasi
Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauannya, ia cenderung akan membelinya.
3.Pengevaluasian Alternatif
Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen individual dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis.
4.Keputusan Pembeli
Tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderuangan (niat) pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian.
5.Perilaku Setelah Pembelian
Pekerjaan pemasar tidak hanya berhenti pada saat produk dibeli. Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk ke perilaku setelah pembelian yang penting diperhatikan oleh pemasar.
http://fachruramadhan.blogspot.com/2012/12/kepribadian-nilai-dan-gaya-hidup_3.html
Jika kita tau siapa diri kita,darimana berasal,untuk apa hidup didunia,setelah itu mau kemana lagi melangkah/melanjutkan hidup,rasanya jika tiap diri ini sadar akan semua hal itu tak akan banyak kita temui keluh kesah dalam menjalani kehidupan ini.
Kehidupan ini sendiri adalah pemberian dari Sang Maha Pemberi. Saat kita dilahirkan ke dunia ini, kita pun mendapat pemberian kasih sayang dari orang tua. Bayangkan jika kita lahir tanpa ada orang yang memberi kasih sayang itu, niscaya kita tak kan ada sampai saat ini. Semua hal yang kita manfaatkan dalam hidup ini adalah pemberian(taken for granted). Apa yang diberikan itu tanpa pamrih. Tanpa mengharap balasan.
Saat ini kita telah dewasa, atau lebih dari kata dewasa itu sendiri. Sudah saatnya untuk tidak hanya menerima, tapi memberi. Memberi apa yang kita punya dan kita sanggup untuk memberikannya. Tidak perlu muluk-muluk, hal-hal yang sederhana saja. Memberikan senyuman ke orang yang berpapasan dengan kita, memberikan kasih sayang dan perhatian ke orang tua kita. Membuatkan minuman mungkin, memberikan salam saat pergi ataupun pulang, atau juga memberikan ciuman di tangan beliau.
Adanya kehidupan kita saat ini tidaklah secara tiba-tiba, dan tidaklah dengan sendirinya tanpa ada tanpa campur tangan orang lain. Orang-orang disekeliling kita sangat berperan akan keberadaan kita. Tapi mengapa banyak yang tidak menyadarinya? Oleh karenanya, saatnya untuk memberi.
Banyak hal yang ingin kita capai,seperti pekerjaan,cita-cita,jodoh kita dan lain sebagainya,sebelum kita dapatkan harus ada perjuangan, yakni tenaga ,pikiran dan waktu. Ada pepatah berilah, maka kau akan menerima lebih. Hal ini bukan berarti apa yang dilakukan adalah berpamrih, mengharapkan imbalan. Memberi merupakan tolak ukur kesadaran dan keikhlasan. Jika memberi dengan diiringi keinginan untuk suatu balasan, dan penerima pun mengabulkannya, maka itu bukanlah pemberian yang utuh. Namun sebuah negosiasi. Negosiasi berkutat antara untung dan rugi. Bukan lagi mendasarkan pada hati nurani.
Setiap pemberian pasti ada balasannya, akan dilipat gandakan. Jika anda tidak percaya, cobalah dan lakukanlah. Lihat dan hitunglah dengan objektif. Balasan itu tidak hanya berupa nominal angka mata uang, tidak juga barang, namun juga bisa berupa hadirnya kesempatan, terjaganya kesehatan, bertambahnya ilmu pengetahuan dan masih banyak lagi manfaat yang didapatkan. Belum lagi bertambahnya pahala.
Jika tiap orang sadar dan faham arti memberi ini,mungkin tidak akan kita temukan istilah pelit, sengsara atau miskin. tiap orang yang sadar hidupnya adalah pemberian akan memberikan lagi kepada orang lain baik itu moril atau materil. Kembali kepadanya dalam bentuk lain, sehingga seperti sebuah siklus..
Motivasi merupakan vektor, mengandung bobot dan arah. Lebih lanjut motivasi selalu dihubungkan engan tujuan. Jadi motivasi belajar,
tentunya perlengkapan psikologik yang membangkitkan seseorang untuk belajar agar
mencapai tujuan. Dengan perkataan lain, apabila kita tidak jelas dengan tujuan yang
hendak kita capai, maka sulit untuk menemukan motivasi belajar.
Pada hakekatnya belajar adalah panggilan hidup. Jadi bagi orang beriman, setidaknya sudah jelas satu tujuan mempertanggungjawabkan kehidupan di hadapan Yang Maha Kuasa. Hal itu berarti,
sebisanya kita perlu belajar menjadi orang sebagaimana kita dimaksudkan Sang Pencipta.
Demikian pula kondisi otak kita bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kuantitas dan
kulitas asupan. Semakin banyak kita belajar, semakin berkembang fungsi otak kita, semakin
lebih termotivasi lagi untuk mencari tahu- belajar. Jadi bisa kita simpulkan bahwa sudah hakikinya manusia memiliki motivasi belajar.
Apabila pada sejumlah orang tidak nampak termotivasi, berarti mereka sudah belajar lewat satu dan lain kondisi, menjadi orang yang tidak termotivasi untuk belajar ., atau mereka tidak memiliki kejelasan tentang tujuan hidupnya. Andaikan mereka berupaya memperjelas tujuan hidupnya, dan menghapus hasil belajar (’de-learning’) yang keliru, maka motivasinya akan nampak.
Meskipun tiap orang memiliki motivasi belajar, ada orang yang termotivasi dari dalam dirinya – ’ intrinsic’ , ada juga yang termotivasi dari luar – ’extrinsic’ . Mereka yang motivasi belajarnya bersifat intrinsik biasanya berorientasi ’inner locus of control’ . Mereka secara teratur mempertanyakan ke dirinya : ”Apa yang sudah saya pelajari ? Apa yang bisa saya laku kan untuk menambah dan memperbaikinya, mengembangkannya? Apakah saya sudah cukup berupaya?, masih bisa ditingkatkankah upaya saya ? dst. Yang pada hekekatnya, melakukan monitoring diri
Bersikap Mawas diri
Otak menyimpan semua hasil rekaman pengetahuan dan penghayatan kita dalam memory-nya. Apabila karena satu dan lain hal kita sempat keliru belajar menjadi ’tidak mampu, tidak berdaya, tidak bias belajar’, maka langkah yang perlu dilakukan adalah merombak hasil belajar tersebut
Salah satu sikap mawas yang perlu dijaga adalah mawas akan kosakata yang Anda ungkapkan baik ke diri maupun ke luar. Kosa-kata yang Anda pakai mencerminkan siapa Anda tetapi juga membentuk diri Anda.
Mwas diri menurut kamus Beasar Bahasa indonesia, edisi kedua, balai pustaka 1993, ialah melihat memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri secara jujur,instropeksi, kita harus mawas diri agar kita janagan membuat kesalahan yang sama.
Mawas diri menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau ke dalam, hati nurani kita guna mengetahui benar tidaknya suatu tindakan. Secara teknis psikiologis usaha tersebut dapat dinamakan juga instropeksi yang pada dasarnya ialah pencarian tanggung jawab ke hati nurani mengenai suatu perbuatan. orang jawa sering berbicara tentang mawas diri dan berusaha pula untuk mempraktikkannya guna mendapatkan jawaban atas persoalan yang di hadapinya yakni apakah suatu perbuatan yang di lakukannya, suatu tindakan yang di ambilnya secara moral dapat di benarkan dan dapat di pertanggungjawabkan, adapun jawaban yang di cari adalah menelaah hati nurani.
http://jariqas.wordpress.com/2011/01/06/tugas-softskill-perilaku-konsumen-sikap-motivasi-dan-mawas-diri/
Dalam memilih raket bulutangkis, yang harus anda perhatikan adalah kondisi psikis anda dan juga anda perlu tahu apa yang anda cari di raket yang anda akan beli. Apakah anda suka raket yang powerfull, mempunyai fungsi kontrol yang baik ataukah anda mencari raket yang nyaman. Dan yang mesti anda tahu adalah tipe pemain seperti apakah anda, penyerang, bertahan atau rally.
Dalam memilih raket bulutangkis untuk permainan , anda harus tahu dulu, apakah anda bermain dengan power atau control. anda harus memilih satu diantaranya. Jika anda adalah orang yang bermain dengan power, maka anda harus mencari raket yang memang didesain untuk orang seperti anda. begitu pula jika anda adalah orang yang bermain dengan tipe control. Jika memilih bermain balance maka anda bisa mencari raket yang seimbang antara control dan power.
Berat Raket
Raket bulutangkis atau badminton sejatinya dibagi dalam beberapa ukuran berat yang ditandai dengan kode U. Terdapat 5 jenis U dimana semakin tinggi nilai U raket tersebut maka akan semakin ringan. Semakin rendah nilai U suatu raket maka semakin berat. Berat rata-rata raket sendiri adalah antara 83-100 gr. Pada umumnya raket yang dijual dipasaran adalah 3U (85-89 Gr) atau 2U (90-94 Gr) sedangkan ukuran lain masih jarang dijual,kalaupun ada maka untuk ukuran 4U dan 5U biasanya mempunyai harga yang cukup mahal.
Berat yang tercantum ini adalah diluar berat ketika nanti ditambahkan dengan berat handgrip dan berat dari senar yang sudah dipasang. Rata rata penambahan berat setelah dibebankan dengan senar adalah kurang lebih 2-6 gr terutama untuk handgrip. Di Jepang sendiri ukuran Handgrip didasarakan pada ukuran G2, G3, G4, dan G5 dimana G2 adalah ukuran terbesar dan G5 adalah ukuran terkecil. anda juga harus mempertimbangkan apakah handgrip pada raket akan anda lepas atau di double dengan hand grip yang baru. Ketika anda melakukan pendouble-an pada hand grip maka raket akan semakin bertambah berat.
Titik Keseimbangan
Pada saat anda akan membeli raket pertimbangan untuk melakukan apa yang disebut sebagai “mencari jenis raket dengan melihat titik keseimbangannya”. Bagaimana caranya?. ambil raket yang anda akan beli, hadapkan jari telunjuk anda ke atas dan taruh batang raket di atas tangan anda. Geser batang raket sampai anda menemukan bahwa raket dalam keadaan seimbang. Jika sudah dilakukan anda bisa melihat dimanakah letak jari telunjuk anda.
Jika jari telunjuk anda lebih dekat dengan frame/atau kepala raket maka raket jenis ini adalah raket power.
Jika jari telunjuk anda lebih dekat dengan pegangan raket, maka tipe ini adalah raket jenis control.
Gimana dong kalau sudah terlanjur di beli?. Ada beberapa cara yang dapat anda lakukan ketika anda sudah membeli raket dan tipe permainan anda tidak sesuai dengan raket yang sudah anda beli. Jika anda lebih menginginkan raket anda bertipe control maka yang anda bisa lakukan adalah bungkus pegangan dengan dua buah handgrip atau 1 handgrip yang berat atau gunakan senar yang lebih ringan atau lebih kecil ukurannya.
Jika anda lebih memilih untuk menjadikan raket anda adalah raket yang bertipe power maka anda cukup mengganti handgrip pada pegangan raket anda menjadi yang lebih ringan untuk mendapatkan frame kepala raket yang lebih berat. Untuk melihat apakah adjusment atau pengaturan yang anda lakukan sudah benar. anda bisa melakukan test ini berulang kali.
Tingkat Kekakuan Dari Batang Raket
Ketika anda membeli raket maka ada dua pilihan batang raket yang tersedia yaitu batang raket yang flexible dan yang kaku. Batang raket yang flexible akan sangat gampang dan mudah untuk melentur ketika anda melakukan pukulan. Sedangkan batang raket yang kaku adalah berkebalikan dengan yang flexible. Nah untuk yang satu ini, anda harus benar-benar perhatikan bahwa ketika anda membeli raket maka tidak ada cara untuk melakukan pengaturan fleksibilitas dari batang raket seperti pembahasan kita diatas. Kelenturan raket bersifat fix dan tidak dapat diubah ketika anda melakukan pembelian. Meskipun seiring musim berlalu batas kekakuan juga akan dicapai namun ada baiknya anda pertimbangkan hal ini sebelum membeli.
Bagaimana cara mengecek raket anda apakah flexible atau kaku?. Tidak ada cara lain selain ketika anda sedang memilih-milih raket, cobalah untuk memegang kepala raket dan pegangan raket dan cobalah membengkokkannya secara perlahan lahan dan hati-hati. Jangan sampai acara bengkok membengkokan raket anda menjadi petaka. Maksud saya, raketnya patah dan anda disuruh ganti. Perlu diingat,Batang raket tidak akan bisa flexible sampai 45 derajat apalagi 90 derajat, jadi sedikit membengkokan saja anda bisa tahu kalau raket yang anda beli flexible atau kaku.
Anda bisa juga melihat apakah raket anda bagus atau tidak dengan melakukan twist atau puntiran. Ini dilakukan untuk menguji akurasi dari placing shutllecock. Bagaimana caranya?. Pegang raket pada pegangannya kemudian tangan yang lain memegang frame dari raket kemudian lakukan putiran kepala raket. Jika kepala raket tidak berputar atau terpuntir maka raket ini sangat cocok untuk penempatan bola. Dengan kepala raket yang fix maka arah bola akan lebih pasti dan tidak kemana-mana karena kepala raket tetap dan tidak berubah-rubah.
Raket Dengan Batang Flexible
Raket jenis ini memberikan repulsion yang bagus saat anda melakukan ayunan. Hal ini disebabkan pada saat mengayun, batang raket secara flexible akan membengkok kebelakang sedikit pada saat inilah jenis raket ini akan menyimpan energi yang besar yang akan dikeluarkan pada saat bantalan senar bertemu dengan shuttlecock. Energi ini akan dilepas dan ditransfer ke shuttlecock. Sehingga anda tidak perlu mengeluarkan energi terlalu banyak saat memukul.
Karena batangan raket sangat flexible dan elastis maka akan sangat sulit melakukan penempatan bola dengan raket jenis ini. Hal ini dikarenakan pada saat shuttlecock mendarat di bantalan senar, repulsi akan menyebabkan raket akan bervibrasi. Vibrasi ini akan menggangu dan menyebabkan arah bola yang tidak pasti. Sehingga akan sangat sulit mengendalikan arah bola dengan jenis raket yang mempunyai batangan yang flexible
Raket tipe ini cocok bagi pemain yang mempunyai tipe stroke atau defensive (bertahan). Hal ini disebabkan karena dua jenis pemain ini sangat menyenangi permainan dengan lob panjang dan bermain drop shot. sesekali tipe ini akan melakukan smash namun hanya ketika mereka mendapatkan kesempatan yang bagus. Raket jenis ini memerlukan sedikit energi untuk menghasilkan tenaga. Dengan demikian, pemain jenis ini tidak perlu khwatir untuk mengeluarkan banyak tenaga dalam melakukan ayunan ketika melakukan pengembalian maupun dropshot. sehingga mereka dapat lebih fokus untuk melakukan permainan bertahan.
Raket ini sangat baik dalam mengantisipasi smash keras yang dikeluarkan lawan. Dengan smash keras, raket ini hanya butuh sedikit tenaga dan sentuhan lembut untuk melakukan pengembalian bola. Pengembalian shuttleck sangat mudah dilakukan dengan jenis raket ini karena pada saat mengayun elastistas yang dihasilkan raket kemudian kembali ke posisi semula membuat adanya tenaga tambahan yang dihasilkan.
Raket dengan batangan yang flexible cocok untuk para pemula yang baru belajar bulutangkis karena tidak membutuhkan banyak tenaga. memukul shuttlecock dari baseline ke baseline juga bukan jadi masalah besar. Dengan menggunakan jenis raket ini, pemula bisa lebih fokus ke teknik bermain bulutangkis dibandingkan harus berpikir keras bagaimana memukul shuttlecock agar tidak out.
Kerugian dari menggunakan raket ini adalah kurangnya kecepatan dalam mengembalikan. ketika shuttlecock mendarat di bantalan senar. Ada waktu yang dihabiskan oleh shuttlecock sepersekian detik ketika raket secara fleksibel akan membungkuk kebelakang dan kembali ke posisi semula. Sehingga ada beberapa waktu yang terbuang antara waktu mendaratnya shuttlecock dan kemudian dikembalikan ke lawan.
Raket Dengan Batang Kaku
Batang raket yang kaku akan menghasilkan sedikit atau bahkan tidak ada repulsion. Shuttlecock akan segera terpental ketika mengenai bantalan karet. Dengan repulsion yang kecil, pukulan akan kurang powerfull. Ini berarti jika anda memilih raket jenis anda, anda perlu untuk mengayunkan raket lebih keras ketika melakuakn pengembalian bola.
Jenis raket dengan batang yang keras akan sangat baik digunakan jika anda adalah tipe pemain yang senang melakukan penempatan bola. Tidak seperti jenis raket yang flexible. Jenis raket ini tidak bisa membengkok atau secara elastis. Raket tidak akan menghasilkan vibrasi ketika shuttlecock mendarat di bantalan senar. Dengan tidak adanya vibrasi, arah pengembalian shuttlecock akan lebih pasti dan shuttlecock tidak akan mudah berubah arah.
Raket ini paling bagus untuk melakukan serangan cepat, skill menipu dan juga netting tipis. Permainan bulutangkis adalah permainan yang membutuhkan kecepatan. Batang yang flexible memberikan kekuatan namun kurang kecepatan dalam merespon shuttlecock. Dengan batang raket yang keras, anda harus mengeluarkan tenaga berlebih untuk mendapatkan kecepatan dalam mengembalikan shuttlecock. Pada saat shuttlecock mengenai senar maka segera akan akan kembali dengan cepat. Dengan raket yang kaku, anda hanya memerlukan kekuatan pergelangan tangan daripada gerak mengayun. Pemain dengan advanced skillsseperti penyerang cepat dan tipe penipu membutuhkan eksekusi cepat melalui sentuhan dari pergelangan tangan. Banyak pemain bulutangkis top dunia sekarang ini menggunakan raket dengan tipe kaku, karena mereka siap untuk menyuntikkan kecepatan dan kekuatan sehingga lawan biasanya tidak akan siap untuk melakukan pengembalian.
Raket jenis ini sangat cocok buat mereka yang memiliki skill menengah dan kelas atas atau sudah mahir(advanced). Bukan berarti anda yang pemula tidak punya kemampuan untuk memproduksi pukulan yang powerfull, namun raket yang flexible sudah menghasilkan tenaga sendiri. Dengan ini, pemain pemula tidak perlu berpikir untuk berapa banyak tenaga yang harus mereka keluarkan tapi hanya perlu berlatih bagaimana melakukan teknik yang benar. Pemain yang sudah cukup mahir dan mahir dan menguasai teknik-teknik bulutangkis dengan baik dan benar, bisa mencoba jenis raket ini untuk mendapatkan sensasi serta skill-skill tingkat lanjut lainnya.
Kelemahan dari raket ini adalah anda membutuhkan ayunan yang kuat atau aksi yang cepat dari pergelangan tangan. Agar permainan bisa maksimal, teknik bagus sangat diperlukan untuk menciptakan kekuatan yang cukup dalam melakukan ayunan. Jika energi yang diberikan terlalu kuat dalam melakukan ayunan maka shuttlecock bisa saja out. Dengan raket yang kaku, kekuatan dalam gerakan mengayun yang diberikan tidak akan sepenuhnya ditransfer ke shuttlecock ketika jatuh ke bantalan senar. Intinya adalah Raket kaku is about menggunakan kekuatan pergelangan tangan untuk menghasilkan kecepatan dan kekuatan.
Bentuk Dari Frame Raket
Ketika membeli raket, anda dapat mempertimbangkan apakah anda akan menggunakan frame yang bertipe konvensional yang berbentuk oval ataukah anda akan lebih memilih yang berbentuk mendekati persegi atau lebih dikenal dengan isometric.
Frame Isometric memiliki spot-spot pukulan yang baik di bantalan senar yang lebih luas. Dengan semikian, akan ada banyak kesempatan bagi pemain untuk menciptakan pukulan yang cantik dan unik.
Sumber Daya Konsumen.
Sumber daya konsumen adalah segala sumber daya yang mempengaruhi konsumen untuk membeli barang atau jasa. Sumber daya konsumen ada 3 macam, yaitu :
Sumber daya ekonomi adalah segala sesuatu sumber daya yang dimiliki baik yang tergolong sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia yang dapat memberikan manfaat.
Sumber daya sementara adalah sumber daya yang bisa menghemat waktu, keinginan manusia ingin membeli barang dan jasa yang tujuananya menghemat waktu yang ada.
Sumber daya kognitif adalah sumber daya perencanaan dan pengambilan keputusan seorang konsumen ter hadap apa yang ingin di belinya.
Pengetahuan
Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Dalam hal ini pengetahuan konsumen amat diperlukan. Karena, hal ini dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian. Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan. Pengetahuan Konsumen terbagi kedalam tiga macam, yaitu Pengetahuan Produk, Pengetahuan Pembelian, Pengetahuan Pemakaian.
a) Pengetahuan Produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek terminologi produk atribut atau fitur, harga produk dan kepercayaan mengenai produk. Jenis Pengetahuan Produk :
· Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk
Seorang Konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut. Setiap konsumen mungkin memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyebutkan karakteristik atau atribut dari suatu produk. Hal ini disebabkan perbedaan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan mengenai atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak akan memudahkan konsumen dalam memilih produk yang akan dibelinya.
· Pengetahuan Manfaat Produk
Seorang Konsumen mengkonsumsi gula rendah kalori karena mengetahui manfaat produk tersebut bagi kesehatan tubuhnya. Manfaat yang dirasakan konsumen. Setelah mengkonsumsi gula rendah kalori yaitu dapat menghindari penyakit diabetes. Inilah yang disebut sebagai pengetahuan tentang manfaat produk.
b) Pengetahuan Pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Pengetahuan Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja atau melakukan pembelian. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja karena konsumen bisa menghemat waktu dalam mencari lokasi produk. Menurut Petter dan Olson (1999), perilaku membeli meliputi store contact, product contact, dan Transaction.
· Store contact meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke outlet dan memasuki outlet.
· Product contact, konsumen akan mencari lokasi produk, mengambil produk tsb dan membawanya ke kasir
· Transaction, konsumen akan membayar produk tersebut dengan tunai, kartu kredit, kartu debet atau alat pembayaran lainnya.
c) Pengetahuan Pemakaian yaitu suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan/ dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yg tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan/ mengkonsumsi produk tersebut dengan benar. Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen.
Sumber Daya Konsumen Ekonomi
Uang adalah alat transaksi yang sangat diperlukan oleh konsumen untuk membeli produk. Keputusan Konsumen sehubungan dengan produk dan merek sangat dipengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi misalnya uang. Tanpa uang konsumen tidak bisa membeli apapun. Pembelian sangat dipengaruhi oleh pendapatan konsumen sama halnya dengan, harapan konsumen mengenai pendapatan masa datang menjadi variabel penting dalam meramalkan perilaku konsumen.
Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayah tingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara structural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain. Misalnya, penggunaan energy sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Sumber Daya Sementara
· Barang yang Menggunakan Waktu
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dalam mengkonsumsinya. Contoh: menonton TV, memancing, golf, tennis (waktu Senggang) tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib)
· Barang Penghemat Waktu.
Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food.
Sumber Daya Kognitif
Sumberdaya Kognitif menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi Alokasi Kapasitas Kognitif dikenal sebagai perhatian (attention). Perhatian terdiri dari dua dimensi:
· Arahan (direction) menggambarkan fokus perhatian
· Intensitas mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu. Karena kapasitas tersebut terbatas, orang harus selektif dalam apa yang mereka perhatikan dan berapa banyak perhatian dialokasikan selama pengolahan informasi.
Pengertian sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema tentang bagaimana seseorang mempersepsikan lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme.
Kandungan Pengetahuan
Kajian Myke mendefinisikan kandungan pengetahuan sebagai “jumlah keupayaan sumber tenaga manusia, asset dan pengamalan kepimpinan, modal teknologi dan maklumat, hubungan kerjasama, harga intelek, stok maklumat serta kebolehan untuk berkongsi pembelajaran dan penggunaan, yang boleh digunakan untuk menjaga kekayaan dan meningkatkan daya saing ekonomi.
Organisasi Pengetahuan
Pengetahuan Konsumen akan mempengaruhi Keputusan Pembelian. Apa yang dibeli,berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut. Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
1. Pengetahuan tentang karakteristik /atribut produk
2. Pengetahuan tentang manfaat produk
3. Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk kepada konsumen
Manfaat fungsional yaitu manfaat yang diraksan konosumen secara fisiologis
Manfaat psikososial, yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk
Mengukur Pengetahuan
Cara yang paling nyata dalam mengukur kemampuan pengetahuan adalah menilai secara langsung isi ingatan. Beberapa indikator pengukur pengetahuan antara lain
1. Pengetahuan Objektif (Objective Knowledge)
Pengukuran yang menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen di dalam ingatan
2. Pengetahuan Subjektif (Subjective Knowledge)
Dipengaruhi oleh kepercayaan diri seseorang yaitu bahwa orang yang percaya diri mungkin melaporkan secara berlebihan tingkat pengetahuan mereka (Engel, Blackwell & Miniard, 1994, p.331-332)
sumber :http://tugasidaherlina.blogspot.com/2013/10/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan.html
Pengambilan Keputusan Pembelian
Dalam pengambilan keputusan merupakan suatu proses kegiatan pembelian yang tampak hanyalah satu tahap dari keseluruhan proses pembelian konsumen.
Basu Swasta dan T. Hani Handoko, (1982, Hal. 103 ) proses pengambilan keputusan melalui lima tahap yaitu :
1. Menganalisis atau pengenalan kebutuhan dan keinginan.
Dalam penganalisaan kebutuhan dan keinginan suatu proses ditujukan untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi. Jika suatu kebutuhan diketahui, maka konsumen akan memahami adanya kebutuhan yang segera dipenuhi atau masih ditunda pemenuhannya. Tahap ini adalah proses pembelian mulai dilakukan.
2. Pencarian informasi dan penilaian sumber – sumber.
Pencarian informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau eksternal, pencarian informasi yang bersifat aktif dapat berupa kunjungan terhadap beberapa toko untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif hanya dengan membaca iklan di majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus tentang gambaran produk yang diinginkan.
Pencarian informasi internal tentang sumber – sumber pembelian dapat berasal dari komunikasi perorangan dan pengaruh perorangan yang terutama berasal dari komunikasi perorangan dan pengaruh perorangan yang terutama berasal dari pelopor opini, sedangkan informasi eksternal berasal dari media masa dan sumber informasi dari kegiatan pemasaran perusahaan.
3. Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian.
Meliputi dua tahap yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembelian.
Tujuan pembelian bagi masing – masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya.
4. Keputusan untuk membeli.
Tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar – benar membeli produk. Keputusan untuk membeli atau tidak produk yang ditawarkan. Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kesimpulan dari sejumlah keputusan, misalnya : keputusan tentang jenis produk, bentuk produk, jumlah produk dan sebagainya. Apabila produk yang dihasilkan perusahaan sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan, maka produk tersebut mampu menarik minat untuk membeli. Bila konsumen dapat dipuaskan maka pembelian berikutnya akan membeli merk tersebut lagi dan lagi.
5. Perilaku sesudah pembelian.
Setelah melakukan pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen akan melakukan tindakan setelah kegiatan membeli dalam hal penggunaan produk tersebut sehingga harus diperhatikan oleh pemasar bahwa tugas pemasaran tidak berakhir ketika produk sudah dibeli tetapi terus sampai pada periode setelah pembelian.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Keputusan membeli pada dasarnya berkaitan dengan “mengapa” dan “bagaimana” tingkah laku konsumen
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli:
a. Kebudayaan
Kebudayaan ini sifatnya sangat luas, dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Kebudayaan adalah simbul dan fakta yang kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada.
b. Kelas sosial
Pembagian masyarakat ke dalam golongan/ kelompok berdasarkan pertimbangan tertentu, misal tingkat pendapatan, macam perumahan, dan lokasi tempat tinggal
c. Kelompok referensi kecil
Kelompok ‘kecil’ di sekitar individu yang menjadi rujukan bagaimana seseorang harus bersikap dan bertingkah laku, termasuk dalam tingkah laku pembelian, misal kelompok keagamaan, kelompok kerja, kelompok pertemanan, dll
d. Keluarga
lingkungan inti dimana seseorang hidup dan berkembang, terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dalam keluarga perlu dicermati pola perilaku pembelian yang menyangkut:
Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli.
Siapa yang membuat keputusan untuk membeli.
Siapa yang melakukan pembelian.
Siapa pemakai produknya.
e. Pengalaman
Berbagai informasi sebelumnya yang diperoleh seseorang yang akan mempengaruhi perilaku selanjutnya
f. Kepribadian
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk beringkah laku
g. Sikap dan kepercayaan
Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsisten. Kepercayaan adalah keyakinan seseorang terhadap nilai-nilai tertentu yang akan mempengaruhi perilakunya
h. Konsep diri
Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, dan pada saat yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri orang lain.
Macam-Macam Situasi Pembelian
Jumlah dan kompleksitas kegiatan konsumen dalam pembeliannya dapat berbeda-beda. Menurut Howard, pembelian konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian suatu masalah, dan terdapat tiga macam situasi:
1. Perilaku Responsi Rutin
Jenis perilaku pembelian yang paling sederhana terdapat dalam suatu pembelian yang berharga murah dan sering dilakukan. Dalam hal ini pembeli sudah memahami merk-mek beserta atributnya.
2. Penyelesaian Masalah Terbatas
Pembelian yang lebih kompleks dimana pemeli tidak mengetahui sebuah merk tertentu dalam suatu jenis produk yang disukai sehingga membutuhkan informasi lebih banyak lagi sebelum memutuskan untuk membeli
3. Penyelesaian Masalah Ekstensif
Pembelian yang sangat kompleks yaitu ketika pembeli menjumpai jenis produk yang kurang dipahami dan tidak mengetahui kriteria penggunaannya
Struktur Keputusan Membeli
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur yang mencakup beberapa komponen:
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah radio atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli radio serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.
2. Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk radio tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu suara, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik merknya.
3. Keputusan tentang merk
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli. Setiap merk memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk.
4. Keputusan tentang penjualnya
Konsumen harus mengambil keputusan di mana radio tersebut akan dibeli, apakah pada toko serba ada, toko alat-alat listrik, toko khusus radio, atau toko lain. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyak produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.
6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli radio. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.
Sumber :
http://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/09/perilaku-konsumen/
0 Tahap Sebelum Pembelian
Konsumen akan menggali informasi tentang produk serta mendefinisikan tingkat kebutuhannya terhadap produk. Setelah mengidentifikasi kebutuhan dan kemungkinan mencari alternative pilihan terhadap produk maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap beberpa alternative produk yang ditawarkan oleh produsen
Ø Evaluasi Alternatif
Dari berbagai informasi yang diperoleh, selanjutnya di proses untuk mendapatkan keputusan atau
pertimbangan nilai akan suatu produk, dan akan menghasilkan beberapa atribut yang akan muncul,
setelah itu baru di beri bobot dari berbagai alternatif. Konsumen memproses informasi dari beberapa informasi dan membuat pertimbangan untuk memuaskan kebutuhan, konsumen mencari manfaat produk dan memandang produk sebagai suatu rangkaian atribut, atribut yang menonjol dianggap penting. Pemasar perlu menjelaskan manfaat produk dan menentukan atribut yang menonjol untuk mempengaruhi Evaluasi Alternatif sebelum Keputusan.
Ø Evaluasi Alternatif sebagai Proses
Evaluasi Alternatif sebagai Proses adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternative dalam proses pengambilan keputusan selanjutnya. Bila seseorang dihadapkan pada pembelian produk, yaitu antara membeli produk yang satu dan yang lain dengan kesamaan jenis, maka dia ada dalam posisi harus membuat Evaluasi Alternatif sebelum pembelian. Dalam proses evaluasi alternatif, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai.
MENAKSIR ALTERNATIF PILIHAN
Kriteria yang telah di tentukan seperti diatas kemudian akan memunculkan beberapa alternatif produk, alternatif ini lah yang digunakan konsumen dalam Menaksir alternatif pilihan. Dalam menaksir suatu alternatif dari pilihan yang ada maka konsumen harus memikirkan resiko yang akan diterima apabila konsumen memilih alternatif tersebut, dan meninggalkan alternatif lain yang ada.
Ada tiga sudut pandang dalam menganalisis/menaksir alternatif pilihan keputusan konsumen :
1. Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternatif produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternatif yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut economic man.
2. Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai kognitif man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya pada keputusan yang memuaskan.
3. Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi. Anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan
Dalam mengambil keputusan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang paling utama adalah yang paling maksimal dakam memenuhi berbagai kriteria yang dapat di capai oleh produk.
Tingkat tinggi satu atribut tidak dapat mengimbangi tingkat rendah yang lain. keputusan disjungtif aturan dan kata penghubung dapat menghasilkan seperangkat alternatif yang bisa diterima, sedangkan sisanya aturan umumnya menghasilkan satu “terbaik” alternatif.
Kata penghubung Aturan Keputusan
Aturan keputusan kata penghubung menetapkan standar kinerja minimum yang diperlukan untuk setiap kriteria evaluatif dan memilih yang pertama atau semua merek yang memenuhi atau melebihi standar minimum.
Karena individu memiliki keterbatasan kemampuan untuk memproses informasi, aturan kata penghubung yang sering digunakan untuk mengurangi ukuran tugas pengolahan informasi untuk beberapa tingkat dikelola
Disjungtif Aturan Keputusan
Aturan keputusan disjungtif menetapkan tingkat minimum kinerja untuk setiap atribut yang penting (sering level yang cukup tinggi). Ketika aturan pengambilan keputusan disjungtif digunakan oleh target pasar, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui konsumen persyaratan pada setidaknya salah satu kriteria kunci.
Eliminasi oleh aspek Aturan Keputusan
Untuk target pasar menggunakan eliminasi oleh aspek aturan, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui satu atau lebih persyaratan konsumen persyaratan (dalam urutan) dari kriteria yang digunakan dari kompetisi.
Leksikografis Aturan Keputusan
Aturan pengambilan keputusan leksikografis mirip dengan eliminasi-oleh aspek aturan-. Perbedaannya adalah bahwa aturan leksikografis mencari kinerja maksimum pada setiap tahap, sedangkan eliminasi oleh aspek mencari kinerja yang memuaskan pada setiap tahap.
Kompensasi Aturan Keputusan
Aturan keputusan kompensasi menyatakan bahwa merek yang tingkatan tertinggi pada jumlah konsumen penilaian dari kriteria evaluatif yang relevan akan dipilih.memiliki tingkat kinerja pada atau di dekat kompetisi pada pentingnya fitur lebih karena mereka menerima lebih berat dalam keputusan daripada atribut lainnya.
Keputusan pembelian :
Menurut (Kotler, 2000:204) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:
a. Pengenalan Masalah
b. Pencarian Informasi
c. Evaluasi alternatif
d. Keputusan Membeli
e. Tingkah laku pasca pembelian.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Pengenalan masalah
Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
b. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli. Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif.
c. Evaluasi alternatif
Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi.
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
d. Keputusan membeli
Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat pembelian.
e. Tingkah laku pasca pembelian
Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila melebihi harapan konsumen akan merasa puas.
Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual, teman dan sumber-sumber yang lain. Bila penjual melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar antara kesenjangan antara harapan dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan kosumen. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli harus membuat pernyataan yang jujur mengenai prestasi produknya sehingga pembeli akan puas.
sumber
1. http://windytriana.wordpress.com/2013/11/18/bab-4-evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian/
2. http://laelatulafifah.blogspot.com/2013/11/evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian.html
10. Carlton
Sepanjang sejarahnya perusahaan ini telah menjadi pelopor bagi sejumlah inovasi dalam pembuatan perlengkapan bulutangkis. Inovasi-inovasi Carlton tersebut antara lain menjadi yang pertama dalam merancang dan membuat raket yang seluruhnya berbahan logam, menjadi merk pertama yang menggunakan stainless steel dalam pembuatan raket, dan produsen pertama yang membuat raket one-piece.
9. Dunlop
Merk ini telah berdiri sejak tahun 1910 di kota Shirebrook, Derbyshire, Inggris. Sebelum memproduksi raket badminton, Dunlop telah menjadi salah satu produsen raket tenis terkemuka dunia. Pemain-pemain tenis ternama seperti Rod Laver, John McEnroe, Pat Cash, Steffi Graf dan Martina Navratilova merupakan pengguna raket tenis Dunlop.
Saat ini Dunlop merupakan anak perusahaan Dunlop Slazenger yang juga membawahi Carlton, Dalam dunia badminton, Dunlop terkenal sebagai produsen raket badminton berteknologi tinggi. Rangkaian produk raket badminton dari merk yang menduduki posisi kesembilan daftar Top 10 Raket Badminton versi Klub Sepuluh ini memiliki jangkauan yang lengkap bagi segala segmen pemain mulai dari pemula sampai profesional.
8. Flypower
Flypower merupakan merk asli Indonesia yang didirikan oleh mantan juara All England tahun 1993 dan 1994 serta Juara Dunia 1995, Hariyanto Arbi. Setelah mundur dari Pelatnas Bulutangkis di Cipayung pada tahun 2002, Hariyanto Arbi yang semasa aktifnya memiliki jump smash luar biasa tersebut mulai merintis usaha produksi peralatan badminton. Awalnya Flypower hanya memproduksi sepatu. Namun dalam perkembangannya merk ini juga memproduksi perlengkapan badminton lainnya seperti raket, kaos, celana dan lain-lain.
Saat ini Flypower merupakan salah satu merk raket badminton yang terkenal dengan kualitasnya. Beberapa pemain nasional Indonesia menjadi pengguna raket-raket Flypower. Mereka antara lain Vita Marissa, Nitya Krishinda Maheswari, Tiara Rosalia Nuraidah, Riky Widianto dan Angga Pratama. Sebagai produk asli Indonesia, Flypower patut dipuji dengan desain-desain bernuansa Indonesia pada produk-produknya. Salah satu yang paling menonjol adalah penggunaan motif batik pada kaos badminton produksi Flypower.
7. Apacs
Produsen ini berasal dari negri jiran Malaysia. Apacs berdiri sejak tahun 2002. Produsen raket badminton, squash, tenis dan tenis meja ini memiliki semboyan Aggressive, Power, Accurate, Control dan Speed. Apacs telah berhasil meluaskan pemasaran produk-produk mereka ke berbagai negara seperti Australia, Austria, Botswana, Brunei Darussalam, Kamboja, Canada, China, Finlandia, Perancis, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Korea, Laos, selandia Baru, Pakistan, Filipina, Qatar, Singapura, Swedia, Taiwan, Thailand, Vietnam, Uni Emirat Arab, Inggris Raya dan Amerika Serikat.
Dalam memproduksi raket badminton, Apacs yang berada di posisi ketujuh daftar Top 10 Raket Badminton versi Klub Sepuluh, terkenal dengan mengaplikasikan teknologi yang digunakan oleh merk-merk raket yang lebih populer namun dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Contohnya, banyak raket badminton produksi Apacs yang memiliki desain, bahan, serta feel seperti raket-raket produksi Yonex. Salah satu raket badminton Apacs yang paling terkenal adalah Ti-10 yang merupakan replika raket badminton produksi Yonex, Ti-10.
6. Babolat
Sebelum mulai memproduksi raket tenis maupun raket badminton, Babolat yang berasal dari Perancis ini telah memproduksi senar raket sejak tahun 1875. Babolat yang didirikan oleh Pierre Babolat di kota Lyon mulai memproduksi raket pada tahun 1994. Dan semenjak itu, Babolat menjadi salah satu produsen raket ternama di dunia baik untuk raket tenis maupun raket badminton.
Karena berasal dari Eropa, sangat masuk akal bila raket-raket badminton Babolat dipakai oleh para pemain badminton profesional asal negara-negara benua biru tersebut. Selain Jen Hao Hsu yang berasal dari Taiwan, atlet badminton kelas dunia yang menggunakan raket Babolat berasal dari negara-negara seperti Perancis, Denmark, Rusia dan Jerman. Atlet-atlet badminton Eropa itu antara lain Joachim Fischer Nielsen, Valeriy Atrashchenkov, Michael Lahnsteiner, Juliane Schenk, Tine Baun dan Emilie Lennartsson.
5. Pro Kennex
Merk raket badminton ini berdiri pada tahun 1978. Di Indonesia, Pro Kennex menjadi salah satu merk raket badminton yang paling awal digunakan masyarakat pecinta olahraga bulutangkis. Bersama Yonex, Pro Kennex menjadi raket badminton yang paling banyak digunakan di Indonesia pada era tahun 1980an.
Raket-raket produksi Pro Kennek dikenal dengan daya tahannya yang lama, alias tahan banting. Itulah yang menyebabkan raket badminton yang berada di posisi kelima daftar Top 10 Raket Badminton versi Klub Sepuluh ini tetap memiliki banyak penggemar. Baik dari pehobi badminton, pemain amatir sampai mereka yang telah menjadi pemain profesional kelas dunia.
4. Astec
Merk raket Astec merupakan produk raket badminton asli Indonesia. Didirikan oleh pasangan atlet bulutangkis Indonesia yang menorehkan sejarah dengan meraih emas pada Olimpiade Atalanta. Alan Budikusuma dan Susy Susanti adalah pasangan suami istri legenda bulutangkis Indonesia yang berada dibalik kesuksesan Astec menjadi salah satu produsen perlengkapan badminton terkemuka.
Sebagai merk raket badminton asli Indonesia, kualitas raket-raket produksi Astec mampu disejajarkan dengan merk-merk lain yang telah terlebih dahulu menguasai pasar raket badminton dunia. Memang Astec tidak berkompromi dari segi kualitas. Raket-raket mereka telah melalui tahap riset dan pengembangan yang sangat ketat sebelum diproduksi. Itulah mengapa, walaupun merupakan produk asli Indonesia, raket badminton Astec memiliki harga jual yang cukup tinggi.
3. Victor
Merk raket badminton yang berada di posisi ketiga daftar Top 10 Raket Badminton versi Klub Sepuluh ini sukses membawa pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir menjuara berbagai ajang bergengsi seperti All England dan Kejuaraan Dunia. Victor didirikan tahun 1968 oleh Den Li Chen di Taiwan. Saat ini Victor menjadi salah satu produsen perlengkapan badminton terpopuler di dunia.
Tim Badminton Korea Selatan menggunakan raket Victor sebagai senjata andalan mereka. Raket badminton Victor dikenal memiliki karakteristik agresif. Sehingga raket ini populer digunakan oleh para pemain badminton dengan tipe menyerang, baik oleh mereka yang hanya menjadikan badminton sebagai hobi maupun oleh para atlet badminton profesional.
2. Li Ning
Merk raket badminton asal China ini didirikan oleh mantan atlet senam yang pernah mengharumkan nama negara di pentas dunia, Li Ning. Didirikan pada tahun 1990 di kota Beijing, saat ini Li Ning menjadi salah satu raksasa produsen peralatan badminton dan cabang olahraga lainnya. Li Ning menjadi pemasok resmi perlengkapan badminton bagi Tim Nasional dan para pemain badminton China.
Kesuksesan dan prestasi para atlet badminton asal China seperti Lin Dan, Chen Long, Fu Haifeng, Liu Xiaolong, Li Xuerui dan Bao Yixin ikut meningkatkan pamor serta kepopuleran raket Li Ning di pasar dunia. Raket badminton produksi Li Ning memiliki rangkaian tipe dan harga yang sangat luas. Li Ning memiliki produk raket badminton untuk kelas pemula sampai level dunia. Untuk level pemain profesional, raket Li Ning memiliki beberapa seri signature pemain kawakan seperti Lin Dan.
1. Yonex
Inilah pemuncak daftar Top 10 Raket Badminton versi Klub Sepuluh. Yonex didirikan oleh Minoru Yoneyama pada tahun 1957. Pada saat itu Minoru Yoneyama memproduksi raket badminton untuk merk lain. Baru pada tahun 1961 ia mulai memproduksi raket badminton dengan merk sendiri yaitu Yoneyama. Di Indonesia, raket-raket badminton produksi Yonex telah sejak lama menjadi favorit bagi masyarakat pecinta bulutangkis.
Sampai saat ini, Yonex merupakan produsen raket dan perlengkapan badminton terbesar dunia. Memiliki sejarah panjang dalam perjalanan sejarah olahraga badminton, posisi Yonex sebagai pemimpin pasar dan teknologi raket badminton sangat sulit digoyang oleh para pesaingnya. Sekitar 80 persen atlet badminton dunia menggunakan raket Yonex. Pengalaman Yonex dalam mengembangkan dan memproduksi raket badminton telah menjadi alasan bagi para profesional dalam memilih Yonex sebagai raket andalan mereka.
Sumber : http://www.klubsepuluh.com/2014/04/top-10-raket-badminton.html
Kiprah pebulutangkis Denmark dalam perjalanan bulutangkis dunia tidak perlu diragukan lagi. Dari zaman bulutangkis tradisional hingga bulutangkis modern saat ini pebulutangkis Denmark selalu menorehkan prestasi gemilang. Tercatat nama-nama pebulutangkis Denmark yang melegenda seperti Erland Kops, Svend Pri, Flemming Delfs, Lene Koppen, Morten Frost Hansen, Camilla Martin, Tine Baun, dan lainnya.
Legenda Erland Kops ini bahkan menjadi inspirasi bagi Rudy Hartono. Erland Kops menorehkan prestasi yang mengagumkan dengan keberhasilannya menjuarai ajang tunggal putra All England dengan meraih gelar juara sebanyak tujuh kali (1958, 1960, 1961, 1962, 1963, 1965 dan 1967).
Rudy Hartono pun berlatih dan berjuang keras yang mengantarkannya ke tangga juara All England. Buah kerja keras Rudy Hartono berhasil menyamakan rekor Erland Kops dengan menjuarai tunggal putra All England sebanyak tujuh kali (1968, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973 dan 1974).
Impian Rudy mematahkan rekor Erland Kops pada tahun 1975 dengan menjuarai All England sebanyak delapan kali secara berturut-turut mendapat halangan. Rudy yang berhasil melaju ke final All England 1975 harus mengakui ketangguhan pebulutangkis Denmark yang fenomenal, Svend Pri. Rudy tak berhasil menaklukkan Svend Pri dalam laga dua game yang berakhir dengan skor 11-15, 14-17.
Setahun kemudian, pada tahun 1976 akhirnya Rudy Hartono berhasil mematahkan rekor Erland Kops dengan merebut gelar All England yang kedelapan kalinya. Rudy tampil ke partai final menaklukkan juniornya Liem Swie King dengan skor 15-7, 15-6.
Kini pebulutangkis Denmark pun masih terus menunjukkan prestasi moncer. Pada perhelatan French Open Super Series 2014 yang berakhir hari Minggu (26/10) lalu, ganda putra Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen naik ke podium juara. Sayangnya, pada perhelatan sepekan sebelumnya di Odense, Denmark tempat berlangsungnya Denmark Open Super Series Premier 2014, pebulutangkis Denmark tak berhasil meraih gelar juara dimana pebulutangkis Tiongkok memboyong semua gelar juara. Denmark harus puas dengan ganda putra Mathias Boe/Carsten Mogensen yang melaju hingga babak semifinal.
Tak hanya melahirkan atlet-atlet handal di bulutangkis, namun industri bulutangkis Denmark juga mengalami kemajuan yang pesat. Pengalaman pebulutangkis Denmark yang cukup lama di dunia bulutangkis pun melahirkan kreasi peralatan bulutangkis yang handal, khususnya pada raket.
Mark Christiansen peraih medali perunggu IBF World Championships tahun 1985 dengan segudang pengalaman bulutangkisnya mendirikan perusahaan peralatan bulutangkis dengan merek FORZA pada tahun 1990. Perlahan namun pasti, pada tahun 1993, peralatan bulutangkis FORZA berhasil menjadi merek paling popular kedua di Denmark. Pebulutangkis Denmark seperti Morten Frost Hansen, Lene Koppen, Kirsten Larsen dan Steen Fladberg menggunakan raket FORZA.
FZ FORZA yang popular dengan sebutan FORZA berhasil meraih beberapa gelar juara di ajang All England dan Super Series dari pebulutangkis yang dikontraknya. Bahkan peralatan bulutangkis FZ FORZA mendominasi pebulutangkis junior di Eropa dan Denmark hingga mencapai 75%.
FZ FORZA fokus kepada pemain pemula, rising star dan komunitas bulutangkis. Di perusahaan FZ FORZA berkumpul para mantan pemain dan pelatih bulutangkis yang selalu bermain bulutangkis dan mendiskusikan bulutangkis sehingga mampu memahami apa yang diinginkan di bulutangkis.
Tak hanya raket, FZ FORZA juga menyediakan perlengkapan bulutangkis lainnya seperti sepatu, senar, pakaian, tas dan aksesoris.
Untuk raket FZ FORZA memliki 3 kategori produk:
1. Kevlar untuk pemain yang mencari power.
2. Titanium untuk pemain yang mencari akurasi, rasa dan kecepatan.
3. N-Forze untuk pemain yang mencari kecepatan dan permainan yang cepat.
Beberapa fakta tentang FZ FORZA:
1. FZ FORZA adalah 100% perusahaan Denmark yang bermarkas di Bronderslev di North Jutland.
2. Semua produk FZ FORZA didesain dan dikembangkan di Denmark juga di uji coba oleh pebulutangkis elite Denmark.
3. FZ FORZA Brand MANAGER adalah mantan pemenang All England 2004 dan 2006, Martin Lundgaard Hansen.
Di Indonesia produk FZ FORZA dibawa oleh PT Mitra Adiperkasa Tbk dan dapat di temui di gerai-gerai Planet Sports, Sports Station dan juga dapat di beli online melalui www.planetsports.net tentunya jika membeli di PlanetSports.net bebas ongkos kirim.
sumber : Badminton Wonder Fans
Menurut John C. Mowen dan Michael Minor mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai produk,jasa dan pengalaman serta ide-ide.
Menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk membeli, menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk.(Rangkuti,2002:91)
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard, menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pengambilan keputusan konsumen:
> Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
> Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
> Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
> Integritas (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut
Dalam proses pengambilan keputusan pembelian terdapat 5 tahap:
Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.
TIPE-TIPE PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Para ahli telah merumuskan proses pengambilan keputusan model lima tahap, meliputi:
Pengenalan masalah.
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya.
Pencarian informasi.
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu:
Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan.
Sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen.
Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.
Evaluasi alternatif.
Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif.
Keputusan pembelian.
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.
Perilaku pasca pembelian.
Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
http://taklelahbelajar.wordpress.com/2013/10/28/tahapan-proses-pengampilan-keputusan-konsumen/
http://wildaawaliyah.blogspot.com/2014/10/perilaku-konsumen.html
http://liarahmadanii.blogspot.com/2013/10/proses-pengambilan-keputusan-konsumen.html
DEFINISI SEGMENTASI PASAR
Segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai proses membagi pasar menjadi irisan-irisan konsumen yang khas yang mempunyai kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian memilih satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran bauran pemasaran yang berbeda.
Segmentasi pasar merupakan langkah pertama dalam strategi pemasaran tiga tahap. Strategi pemasaran tiga tahap yaitu:
Membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang homogen.
Memilih satu segmen atau lebih yang dijadikan target. Pemasar harus mengambil keputusan atas dasar bauran pemasaran yang khusus yaitu produk, harga, saluran, dan/atau daya tarik promosi khusus untuk setiap segmen yang berbeda.
Menentukan product positioning (posisi produk) sehingga dirasakan oleh para konsumen di setiap segmen yang dibidik sebagai produk yang memberikan kepuasan lebih baik daripada berbagai penawaran bersaing lainnya.
Segmentasi pasar banyak digunakan oleh para pelaku bisnis, diantaranya:
Para pemasar, karena strategi segmentasi pasar menguntungkan kedua belah pihak di pasar, para pemasar barabg-barang konsumen menjadi bergairah untuk melaksanakannya.
Para pengecer, contohnya The Gap membidik berbagai segmen umur, pendapatan, dan gaya hidup di berbagai toko eceran yang berbeda.
Hotel-hotel, membagi pasar mereka dan menargetkan jaringan hotel yang berbeda ke segmen pasar yang berbeda.
Perusahaan manufaktur industry, membagi pasar-pasar mereka, seperti yang dilakukan organisasi nirlaba dan media.
Badan-badan amal, seperti Palang Merah memfokuskan usaha-usaha pengumpulan dana pada “para penyumbang besar”.
Beberapa Pusat Seni Drama, Musik, dan Seni Tari, membagi para pelanggan atas dasar pencarian manfaat dan telah berhasil meningkatkan pengunjung melalui daya tarik promosi khusus.
Bagaimana segmentasi pasar beroperasi?
Studi segmentasi pasar direncanakan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan berbagai kelompok spesifik, sehingga barang dan jasa khusus dapat dikembangkan dan ditingkatkan untuk memuaskan kebutuhan setiap kelompok.
Studi segmentasi juga digunakan untuk menuntun perancangan ulang atau pengaturan ulang posisi produk tertentu atau penambahan segmen baru. Riset segmentasi digunakan oleh para pemasar , berbagai stasiun TV dan radio sampai surat kabar dan majalah untuk:
Menutup kesenjangan produk,
Mengenali media yang paling cocok untuk menempatkan iklan,
Menentukan karakteristik pemirsa dan pendengar serta mengumumkan temuan-temuan untuk menarik para pemasang iklan yang mencari pendengar yang serupa.
DASAR SEGMENTASI PASAR
Dalam menyusun strategi segmentasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih dasar yang paling tepat untuk membagi pasar. Sembilan kategori utama karakteristik konsumen yang menjadi dasar untuk melakukan segmentasi adalah:
1. Segmentasi Geografis
Pada segmentasi geografis, pasar dibagi menurut tempat. Teori dalam strategi ini adalah bahwa orang yang tinggal di daerah yang sama memiliki kebutuhan dan keinginan yang serupa, dan bahwa kebutuhan dan keinginan ini berbeda dari kebutuhan dan keinginan orang-orang yang tinggal di daerah-daerah lain. Sebagai contoh, penjualan produk makanan tertentu dan/atau bermacam-macam makanan lebih baik di satu daerah daripada di berbagai daerah lain. Misalnya, nasi gudeg penjualan paling baik di Yogyakarta, sate ayam penjualan paling baik di Madura, buah apel penjualan paling baik di Malang, dll.
Segmentasi geografis merupakan strategi yang berguna bagi banyak pelaku pemasaran. Menemukan berbagai perbedaan berdasarkan geografis relative mudah untuk berbagai produk. Di samping itu, segmen-segmen geografis dapat dicapai dengan mudah melalui media local, yang mencakup surat kabar, TV, radio, dan majalah.
2. Segmentasi Demografis
Karakteristik demografis yang paling sering digunakan sebagai dasar untuk segmentasi pasar antara lain:
Usia,
Gender (jenis kelamin),
Status perkawinan,
Pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan, dsb.
Demografis membantu menemukan pasar target atau sasaran. Informasi demografis merupakan cara yang paling efektif dari segi biaya dan paling mudah diperoleh untuk mengenali target. Data-data demografis lebih mudah diukur daripada berbagai variabel segmentasi lain. Berbagai variabel denografis mengungkapkan kecenderungan yang memberikan isyarat berbagai peluang bisnis, seperti pergeseran usia, jenis kelamin, dan distribusi penghasilan.
3. Segmentasi Psikologis
Karakteristik psikologis merujuk ke sifat-sifat diri atau hakiki konsumen perorangan. Strategi segmentasi konsumen sering didasarkan pada berbagai variabel psikologis khusus. Misalnya, para konsumen dapat dibagi menurut motivasi, kepribadian, persepsi, pengetahuan, dan sikap.
4. Segmentasi Psikografis
Bentuk riset konsumen terapan ini biasa disebut analisis gaya hidup. Profil psikografis salah satu segmen konsumen dapat dianggap sebagai gabungan berbagai kegiatan (activities), minat (interests), dan pendapat (opinions) (AIO) konsumen yang dapat diukur. Dalam bentuk yang paling umum, studi psikografis AIO menggunakan serangkaian pernyataan (daftar pernyataan psikografis) yang dirancang untuk mengenali berbagai aspek yang relevan mengenai kepribadian, motif membeli, minat, sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai konsumen.
5. Segmentasi Sosial Budaya
Berbagai variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) yaitu variabel sosial budaya menjadi dasar-dasar lebih lanjut bagi segmentasi pasar. Sebagai contoh, berbagai pasar konsumen telah berhasil dibagi lagi menjadi berbagai segmen berdasarkan tahap dalam siklus kehidupan keluarga, kelas sosial, nilai-nilai budaya inti, keanggotaan subbudaya, dan keanggotaan lintas budaya.
6. Segmentasi Terkait Pemakaian
Bentuk segmentasi ini sangat popular dan efektif dalam menggolongkan konsumen menurut karakteristik produk, jasa, atau pemakaian merek, seperti tingkat pemakaian, tingkat kesadaran, dan tingkat kesetiaan terhadap merek. Segmentasi tingkat pemakaian membedakan antara pemakai berat, pemakai menengah, pemakai ringan, dan bukan pemakai produk, jasa, atau merek khusus.
7. Segmentasi Situasi Pemakaian
Para pemasar memfokuskan pada situasi pemakaian sebagai variabel segmentasi disebabkan oleh kesempatan atau situasi sering menentukan apa yang akan dibeli atau dikonsumsi para konsumen.
8. Segmentasi Manfaat
Berubahnya gaya hidup memainkan peran utama dalam menentukan manfaat produk yang penting bagi konsumen, dan memberikan peluang bagi pemasar untuk memperkenalkan produk dan jasa baru. Segmentasi manfaat dapat digunakan untuk mengatur posisi berbagai merek ke dalam golongan produk yang sama.
9. Segmentasi Gabungan
Tiga pendekatan segmentasi gabungan (hybrid segmentation approach) adalah:
iga pendekatan segmentasi gabungan (hybrid segmentation approach) adalah:
> Profil Psikografis-Demografis
Profil psikografis dan demografis merupakan pendekatan yang saling melengkapi yang akan memberikan hasil maksimal jika digunakan bersama.
> Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapat bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup, dan kebiasaan konsumsi yang sama.
> VALS 2
System VALS secara lebih tegas memfokuskan pada usaha menjelaskan perilaku membeli konsumen.
ANALISIS DEMOGRAFI
Pada suatu pemasaran produk, analisis demografi harus dilakukan. Hal tersebut berguna untuk mengetahui trend demografis produk yang dipasarkan. Data dalam demografi pemasaran dapat terdiri dari usia, ras, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, mobilitas, kepemilikan rumah, lokasi, status, pekerjaan, dan tingkat pendidikan. Jika demografi konsumen telah di lakukan, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan analisis demografi, agar demografi yang telah dilakukan dapat kita ketahui hasilnya setelah kita melakukan analisis atas demografi yang telah kita buat.
Ilmu demografi terbagi menjadi dua
Adolphe Landry (1945)menyarankan dibedakan antara istilah demografi murni dan studi kependudukan
Demografi murni (pure demography)
v Demografi formal yang menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung indikator-indikator kependudukan..
Studi atau analisis kependudukan yang lebih luas
v Studi mengenai hubungan antara faktor-faktor perubahan penduduk dan faktor-faktor pembangunan.
Studi yang berusaha memberi penjelasan tentang sebab akibat perubahan variabel demografi
Manfaat analisis demografi
v Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
v Menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau, kecenderungannya, dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
v Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain.
v Pemperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi penduduk) pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
2.1 Rencana Perubahan (analisis konsumen, kebijakan fiskal, perubahan struktur pasar konsumen)
Perencanaan pemasaran adalah proses perencanaan tahapan-tahapan aktivitas dalam pemasaran. Manfaat perencanaan pemasaran:
v Perencanaan pemasaran merupakan peta situasi pasar.
v Perencanaan pemasaran membantu dalam kontrol manajemen dan implementasi strategi.
v Perencanaan pemasaran memberi informasi peran dan fungsi setiap anggota baru dalam suatu perusahaan.
v Perencanaan pemasaran memperlihatkan gambaran pengkoor-dinasian semua sumber daya untuk implemetasi.
v Perencanaan pemasaran menstimulasi pemikiran baru dan pemanfaatan optimal sumber daya.
v Perencanaan pemasaran memberikan gambaran pembagian tanggung jawab, tugas, dan pengaturan jadwal kegiatan.
v Perencanaan pemasaran mengantisipasi masalah, kesempatan, dan ancaman.
Macam-macam perencanaan pemasaran:
Perencanaan produk baru: perencanaan yang ditujukan untuk produk, layanan, lini produk, atau merek yang belum diperkenalkan perusahaan. Untuk membuat perencanaannya, terkadang Anda dituntut membuat banyak asumsi berdasar produk atau layanan yang mirip atau sejenis.
Perencanaan tahunan: perencanaan yang ditujukan untuk produk, proyek, layanan, atau merek yang sudah ada dalam perusahaan. Merupakan modifikasi atau penyesuaian perencanaan tahunan.
Rencana strategi adalah arah atau visi jangka panjang organisasi dan bukan isu manajemen sehari-hari. Rencana strategi menjangkau waktu lebih dari tahun anggaran berikutnya. Biasanya berjangka waktu 3 sampai 5 tahun. Sedangkan rencana pemasaran taktik adalah rencana jangka pendek.
Proses penyusunan perencanaan pemasaran terdiri dari:
penetapan pernyataan misi;
penetapan sasaran perusahaan;
melakukan audit pemasaran;
melakukan analisis SWOT;
membuat asumsi-asumsi;
menetapkan sasaran pemasaran dan strategi;
memperkirakan hasil yang diharapkan;
identifikasi rencan alternatif dan bauran;
menentukan anggaran;
membuat rencana implementasi satu tahun pertama.
Apabila perencanaan pemasaran didasarkan pada pasar, pelanggan, dan produk maka perencanaan perusahaan berkaitan dengan sumber daya perusahaan. Perencanaan perusahaan memberi visi jangka panjang.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
http://stieserelo.ac.id/component/content/article/45-artikel/102-artikel-segmentasi-pasar.html
http://dimasmandala.wordpress.com/2011/12/01/segmentasi-pasar-dan-analisis-demografi-terhadap-perilaku-konsumen/