~ Bad Perform ~

Adalah hanya sebuah blog biasa yang kebanyakan mengisahkan kehidupan sehari-hari si pemilik dan menyebarkan ilmu-ilmu pengetahuan yang di dapat (walau baru sedikit ilmu-ilmu yang baru di posting) :D

Foto saya
♥ Badminton & Bima Wirawan

STORY TELLING .............

Photobucket

Pada suatu hari ketika musim salju, seorang ratu sedang menjahit dan tanpa sengaja jarinya terkena jarum dan berdarah.“Yee, orang aku pakai mesin jahit kok…”
Tiba-tiba mesin jahitnya meledak! Bunyinya BUM! Ruangan sang ratu menjahit hancur berkeping-keping, mesin jahit itu hancur lebur, ruangan-ruangan di sebelahnya rusak parah, saluran listrik, air, gas, telpon, internet, satelit, dan eee… sambungan telpon dengan benang, semuanya nonaktif. Bisa dibayangkan dong gimana keadaan sang ratu… Jari sang ratu terkena jarum dan berdarah.

Sang ratu melihat tetesan darah yang terjatuh di atas salju putih.
“Seandainya saja aku memiliki anak perempuan yang seputih salju, semerah darah, dan sehitam bingkai jendela itu.”

Disana nggak ada bingkai jendela, sungguh.
Beberapa tahun kemudian sang ratu melahirkan anak perempuan yang sesuai keinginannya. Kulitnya hitam, matanya merah, dan rambutnya putih.

Sang ratu nggak ingin anak seperti itu, jadi kelahiran anaknya tadi dibatalkan. Kemudian ia menggambarkan gambar anak yang diinginkannya, berkulit putih kemerahan dan berambut hitam seperti bingkai jendela itu.

Bingkai jendela yang mana sih?
Sang ratu kemudian menyerahkan draft itu ke desainer dan kemudian desainer menyerahkan pada dokter. Sang ratu melahirkan anak sesuai keinginannya, dan anak itu dinamai Snow White. Tidak lama kemudian sang ratu meninggal, kematiannya dimungkinkan karena keracunan, sebab ditemukan zat pewarna putih, hitam, dan merah di rahimnya. Hitamnya seperti bingkai jendela itu.

Bingkai yang di dekat vas itu bukan?
Sang raja yang mengetahui kematian istri yang sangat dicintainya sepenuh hati shock berat, karena itulah ia menikah lagi dengan wanita cantik yang ia pilih dari seluruh penjuru dunia, saking shocknya.
Meskipun cantik, wanita itu agak aneh. Ia sering bicara sendiri dengan cermin, padahal di kerajaan nggak ada cermin. Karena itu ia mendatangi toko cermin.
“Mas, ada cermin yang enak diajak omong nggak?”
Penjual cermin berpikir, dia ini pasti ratu talking-to-mirror-mirror-hanging-on-the-wall-you-do-not-have-to-tell-me-who-is-the-biggest-fool-of-all yang dinikahi raja. Tapi bagaimanapun juga ia sangat menghormati raja.
“Hei, ratu bodoh! Kalau mau cermin ke belakang sana! Apa?! Gitu aja minta diantar?! Manja!”
Ratu sangat terkejut, ia menangis…
“Ternyata ada juga yang tahu kalau aku ini bodoh, aku sangat terharu…”
Ratu baru itu kemudian tiba di ruangan penuh cermin. Ia mengajak salah satu cermin bicara.
“Cermin-cermin di dinding, siapakah gadis yang paling cantik?”
Cermin itu kemudian menjawab.
“Hei, siapa yang kamu maksud? Aku?”
“Yaaa… Iyalaaah…”
“Kalau gitu jangan pakai jamak, dasar ratu bodoh!”
“Wah kamu juga tahu kalau aku bodoh! (senang) Baiklah, cermin di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Tergantung…”
“Tergantung?”
“Kamu sudah melakukan hal itu dengan raja belum?”
“Hal itu? Hal yang… Itu? I… tu… Eh, gimana yaaa… Belum…”
“Heh (menyindir), dasar anak-anak.”
“Apa maksudmu?!”
“Kamu nggak tahu ya? Aku dengan istriku sudah melakukan itu puluhan kali.”
“Puluhan kali? Melakukan apa? Gimana?”
“Sudah ah, aku nggak mau menanggapi anak kecil. Bye.”
“…”
Ratu baru itu masih agak bingung. Ia pun memilih cermin lain.
“Cermin, apakah aku paling cantik?”
“Tidak.”
“Apa aku cantik?”
“Tidak.”
“Apa aku cantik?!”
“Tidak.”
“Apa kamu bisa berbicara yang lain selain tidak?!”
“Coba lagi.”
“Apa aku cantik?”
“Tidak.”
“…”
Ratu itu merasa pernah melihat hal yang sama di acara televisi kerajaan.
Ratu itu pun pasrah dan meninggalkan toko. Seketika ia kembali ia dibelikan cermin oleh raja. Ia senang dan mulai mengajak cermin itu bicara.
“Oh cermin yang tergantung di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Thou, O Queen, art the fairiest of all!”
Ratu itu tidak tahu bahasa asing, tapi ia sangat senang karena ia baru kali ini mendengar cermin berbicara. Raja yang mengetahui itupun jadi senang.
“Ternyata ia memang suka dengan cermin talking-only-thou-punctuation-o-queen-punctuation-art-the-fairiest-of-all-exclamation yang kubelikan.”
Tetapi hal itu tidak lama, tujuh tahun setelah itu (itu lama yo…) Snow White telah menjadi gadis kecil yang cantik. Kulitnya yang putih kemerahan menjadi sangat indah, dan rambutnya yang hitam menjadi sangat menyerupai bingkai jendela itu.

Kalau bukan yang di dekat vas berarti yang mana?
Ketika ratu baru (sudah tujuh tahun, sudah lama berarti) itu mencoba berkata pada cermin, ia terkejut.
“Oh cermin yang tergantung di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Thou art fairer than all who are here, Lady Queen. But more beautiful still is Snow-white, as I ween.”
“Apa?! Mengapa bicaramu berganti jadi panjang? Pendek aja aku nggak ngerti!”
Raja yang mengetahui hal itu cukup kecewa juga.
“Kenapa ia tidak suka dengan cermin talking-only-thou-art-fairier-than-all-who-are-here-punctuation-lady-queen-full-stop-but-more-beautiful-still-is-sno-white-punctuation-as-i-ween-full-stop yang baru? Padahal cermin itu lebih mahal?”
Ratu menjadi marah kepada Snow White karena namanya disebut di cermin. Ia pun menyuruh assasin untuk membunuh Snow White dan membawa hatinya sebagai bukti.
“Hei, ass! bunuh Snow White dan bawa kesini hatinya.”
“Kok aku dipanggil ass, sih? Ya udah, nggak papa, nggak ada yang senang kalau aku hidup.”
Assasin itu pergi dengan langkah lemas.
Tidak butuh waktu lama untuk assasin menemukan Snow White, Snow White berada di depan pintu kamar ratu.
“Hai, asin! Mau nemuin mama ya?”
“Mengapa sekarang aku dipanggil asin? Nasibku…”
“Kenapa, asin?”
“Nggak papa, kalau gitu aku nemuin mamamu dulu ya…”
“Oke deh kalau gitu…”
Assasin kembali ke kamar ratu.
“Ratu mencari saya? Atau saya mencari ratu?”
“Lho, udah kembali kamu. Gimana ass? Udah dapet hatinya Snow White?”
“Eh, hati? Hati… Oh! Err… Anu…”
“Wow! Apakah bola yang kamu pegang itu hatinya Snow White? Bagus sekali kerjamu. Nanti bayarannya kukirim ke rekeningmu.”
Assasin itu heran juga, ratu kan tahu kalau ini bola? Tapi nggak papa lah, setidaknya ia nggak jadi membunuh seseorang, ia takut dosa.
Tiba-tiba Snow White masuk kamar ratu.
“Mama, Snow White mau main dulu ya…”
“Baiklah, Snow. Hati-hati ya…”
“Dah mama…”
“Dah Snow…”
Assasin yang melihat itu heran, kayaknya ada sesuatu yang… Sudahlah.



Kok habis?
Lho, katanya sudahlah, ya sudah, sudah habis.

Yaaa… Nggak bisa gitu lah.
Kemudian Snow White yang kesepian di hutan kebingungan.
Kok Snow White bisa di hutan? Sebelumnya dia kan di istana?

Kemudian Snow White yang kesepian di istana kebingungan.
DI istana kok kesepian? Ramai ah.

Kemudian Snow White yang tidak kesepian di istana kebingungan.
Nggak kesepian kok kebingungan?

Kemudian Snow White yang tidak kesepian di istana tidak kebingungan.
Kalau nggak kebingungan ngapain?

Kemudian Snow White kebingungan bagaimana bisa dia yang sebelumnya berada di istana yang tidak sepi jadi tidak membuatnya kebingungan tiba-tiba berada di hutan yang sepi yang membuatnya lebih bingung lagi.

Hari sudah semakin sore, Snow White yang tersesat di hutan kebingungan, dia terus berlari.
“Bagaimana ini, hari semakin sore, garis finisnya masih tidak kelihatan…”
Setelah lama dia melihat kotej yang ukurannya kecil, kotej itu sangat kecil sehingga semua perabotannya ditaruh di luar. Disana ada meja yang diatasnya ada 7 piring kecil dengan warna berbeda-beda, ada merah, merah kemerahan, merah kemerah-merahan, merah berbintik merah, merah bergaris merah, putih berlapis merah, dan hitam yang dicat merah. Di atas piring itu hanya ada tepung, tepung, dan tepung.
“Apaan sih ini? Semua piring kok isinya tepung? Nggak ada sendok lagi, adanya sumpit.”
Bagaimanapun juga, karena ia kelaparan semua tepung itu dimakannya (dengan sumpit). Kemudian ia tertidur karena makan puding rasa obat tidur.
Tiba-tiba ada 7 kurcaci yang kelihatannya habis pulang bekerja. Mereka kaget ketika membuka pintu kotejnya.
Kurcaci pertama bertanya, “Siapa yang duduk di kursiku?”, ia bertanya sambil duduk di kursinya.
Kurcaci kedua, “Siapa yang makan di atas piringku?”, ia bertanya sambil kebingungan mencari piringnya.
Kurcaci ketiga, “Siapa yang memakan rotiku?”, ia bertanya sambil makan roti.
Kurcaci keempat, “Siapa yang memakan sayurku?”, ketika ia melihat kurcaci ketiga makan roti ia meralatnya, “Siapa yang memakan rotiku?”
Kurcaci kelima, “Siapa yang menggunakan garpuku?” … “Kapan aku punya garpu?”
Kurcaci keenam, “Siapa yang memotong dengan pisauku?”, ia bertanya sambil menggesek-gesekkan pisaunya ke tangannya, “Aduh!”
Kurcaci ketujuh, “Siapa yang minum menggunakan mugku?” … “Jangan dijawab! Aku tidak bertanya padamu!”
Kemudian ketujuh kurcaci itu tersadar, di dalam kotejnya kan nggak ada apa-apa…
Kayaknya mereka kurang tidur, ketika mereka menuju tempat tidur, mereka kaget.
“Siapa yang habis tidur di tempat tidurku?” Kurcaci pertama bertanya.
“Bukan, bukan aku!” Kurcaci kedua menyangkal.
“Siapa yang bertanya padamu?” Kurcaci ketiga bertanya.
“Bagaimana kamu bisa tahu kurcaci pertama tidak bertanya pada kurcaci kedua?” Kurcaci keempat bertanya.
“Kenapa sampai sekarang aku nggak punya tempat tidur?” Kurcaci kelima bertanya.
“Tempat tidur? Apa itu tempat tidur?” Kurcaci keenam bertanya.
“Hei, ada yang tidur di tempat tidurku!” Kurcaci ketujuh tidak bertanya.
Keenam kurcaci lain melihat tempat tidur kurcaci ketujuh, disana ia melihat ada seorang gadis yang tertidur pulas.
“Lihatlah, cantiknya gadis itu!” Kurcaci pertama berkata.
“Iya, cantik.” Kurcaci kedua mengiyakan.
“He! Ojok mbebek ae kon! (Hai! Jangan mengangsa saja kau!)” Kurcaci ketiga menghardiknas.
“Apa? Aku cantik?” Kurcaci keempat bertanya pertanyaan retoris.
“Kamu bukan gadis yoo…” Kurcaci kelima mengklarifikasi.
“Diam, diam, nanti gadis itu bangun, kasihan dia.” Kurcaci keenam menasehati teman-temannya.
“Aku harus ngomong apa ya?” Kurcaci ketujuh bingung.
Ketujuh kurcaci tersebut kemudian tertidur pulas di kasur masing-masing.
“Hei, aku harus tidur dimana?” Kurcaci ketujuh akhirnya tahu apa yang harus dikatakan.
Esoknya, Snow White terbangun dan kaget melihat kurcaci.
“Hai, aku kaget lho…”
Ketujuh kurcaci tersebut ikutan terbangun.
“Ah”, “rupanya”, “kamu”, “sudah”, “terbangun”, “dari”, “tidurmu.” (kata-kata tersebut diucapkan secara berurutan oleh kurcaci)
“Kalian pemilik kotej ya? Maafkan aku, aku telah memakan semua tepung kalian… Tapi kalian kok makannya tepung?”
1. “Ah itu… Nggak papa… Nggak tahu juga, setelah kami memberikan makanan ternak, menyiram sayuran, atau mengambil hasil panen, warga memberi kami tepung…”
2. “Iya, habis murah kayaknya…”
3. “Baca guide dari mana sih?
4. “Iya, padahal nggak enak…”
5. “Kadang-kadang mereka juga datang siang-siang…”
6. “Minta relaxation tea leaves lagi.”
7. “Iya, budum.”
… Budum?
7. “Ah iya, kok aku bisa ngomong budum ya?”
“Sebenarnya nggak tahu kenapa aku bisa ada di hutan ini, aku nggak tahu jalan pulang. Boleh aku tinggal disini?”
“Asalkan kamu bisa mengurus rumah”, “masak”, “membersihkan tempat tidur”, “cuci baju”, “menjahit”, “menyulam”, “dan membersihkan rumah, kami bisa menerimamu.”
“Ah, aku bisa, tenang saja.”
“Baiklah kalau begitu.” Kurcaci manapun yang ngomong nggak penting.
Esoknya, ketika kurcaci itu pulang dari membantu pertanian warga…
Bukan warga sih, tepatnya seseorang yang memakai topi biru dan tas ransel kuning…
….
Hei, pekerjaan kurcaci itu bertambang tahu!
Sudahlah, ketika mereka pulang mereka melihat rumah mereka (masih) berantakan.
“Snow White! Mengapa semuanya masih berantakan?”
“Hah? Memang dari tadi gitu kok…”
“Bukannya kamu harus membereskan rumah?”
“Hah? Kenapa harus aku?”
“Kan perjanjiannya gitu, kamu harus bersihin rumah untuk tinggal disini…”
“Hah? Bukannya kalian bilang asalkan aku bisa mengurus rumah dan lain-lain? Aku bisa kok, tapi kenapa juga aku harus mengerjakannya untuk kalian?”
“Eee… Bila kau bilang seperti itu benar juga…”
Kemudian kurcaci-kurcaci itu menyesal tidak bisa meralat apa yang telah dituliskan pada cerita ini karena mereka nggak memiliki hak akses administrator.
Dari hutan kita beralih ke istana raja. Ratu senang karena kali ini cermin yang dimilikinya berbahasa Indonesia.
“Oh cermin yang tergantung di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Terima kasih cermin, kalau yang paling ganteng?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Kok… Kalau yang paling jelek?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“… Paling idiot?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Apa maksudnya semua ini?! Ini semua pasti gara-gara Snow White masih hidup dan bersembunyi di hutan! Aku akan membunuhnya sekarang juga!”
Kemarahan ratu sangat memuncak, ia pergi ke rumah penyihir dan mencari cara untuk membunuh Snow White.
“Tentu saja anda, wahai ratu.”

Ratu mendapatkan cara untuk membunuh Snow White dari penyihir yang ia temui di perempatan dekat pasar. Ia menyamar sebagai pedagang keliling dan menjual kalung ke Snow White.
“Wahai gadis yang cantik, maukah kau membeli kalung ini?”
“Kalung yang cantik sekali ya mama, eh, pedagang keliling. Aku beli deh.”
“Baiklah, akan kukenakan kalung ini ke lehermu.”
Ratu memakaikan kalung itu ke Snow White. Karena ingin membunuhnya, Ratu mencekik leher Snow White dengan itu. Snow White pingsan dan Ratu kabur kembali ke istana.
Snow White terbangun, “Dasar penjual aneh, masa kalung diikatkan ke tangan sih? Ngikatnya keras lagi, untung nggak di leher, bisa bahaya tuh.”
Snow White kemudian kembali ke rumah kurcaci dengan darah mengucur deras dari nadinya.
Ratu kemudian bertanya lagi pada cermin.
“Oh cermin yang tergantung di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Apa?! Snow White masih hidup!? Kurang ajar! Sekarang pasti akan kubunuh dia!”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
Kemudian ratu menyamar menjadi seorang nenek dan menjual sisir beracun ke Snow White.
“Wahai gadis yang berambut bagus, mau sisir?”
“Boleh juga mama, eh, pedagang keliling, eh, nenek penjual sisir.”
Ratu kemudian menyisir rambut Snow White dengan sisir itu.
Sesaat kemudian Snow White pingsan. Ratu kembali ke istana dengan perasaan senang.
Snow White terbangun, “Dasar nenek, kok yang disisir rambut yang lain sih (yang mana?). Aku sampai pingsan karena geli.”
Snow White kemudian kembali ke rumah kurcaci.
Tunggu, pada adegan tadi rambut bagian mana yang disisir?
Di istana Ratu bertanya lagi pada cermin, tapi sebelumnya ia haus.
“Pelayan, ambilin minum dong!”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Apa?! Masih belum mati!? Argh! Sekarang pasti!”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
Pelayan datang tapi ratu keburu pergi.
“Lho, kemana sang ratu?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
Kemudian ratu menyamar menjadi seorang nenek, kali ini jualan apel beracun.
“Mau?”
“SMS sesama operator masih gratis? SMS ke operator lain 100 rupiah? Eh, bukan ya…”
“Duh, jangan iklan dong. Apel nih, mau nggak?”
“Mau dong mama, eh, pedagang keliling, eh, nenek penjual sisir, eh, nenek penjual apel.”
Snow White kemudian memakan apel itu. Tidak lama kemudian dia pingsan.
“Hahaha, yang ini pasti mujarab. Kembali dulu ah.”
Kali ini berbeda, Snow White tidak bangun-bangun.
Para kurcaci yang baru pulang kaget, mereka kira Snow White mati dan meletakkannya di peti kaca.
Lho, nggak dipastikan dulu? Siapa tahu masih hidup?
“Nggak mau ah, dia cuma ngerepotin mas… Kalau masih hidup beneran gimana? Repot kan? Mas sih enak, cuma jadi narator, ngomong doang.”
… Duh, aku sih pinginnya jadi cermin yang cuma bisa ngomong “Tentu saja anda, wahai ratu.” itu…
Sudah lama Snow White tersimpan di lemari es… Eh bukan ya? Peti kaca ding.
Dia tidak terlihat seperti seseorang yang telah meninggal. Dia tetap seputih salju, semerah darah, dan rambutnya sehitam bingkai jendela itu.

Jangan-jangan bingkai di tempat lain…
Suatu hari pangeran kerajaan tetangga tiba di hutan tempat kurcaci-kurcaci itu, dia kebingungan juga kok bisa tiba-tiba ada disana.
Ia melihat peti kaca Snow White dan tertarik untuk membawanya. Ia membaca tulisan emas di peti itu.
“Dijual cepat, 10 ribu bisa nego.”
Pangeran itu membeli peti Snow White, dengan nego dulu tentunya. Sebenarnya para kurcaci merasa berat dengan kepergian Snow White itu.
“Ya jelas berat, kita disuruh mengangkat peti ini sampai kerajaan. Dasar pangeran pelit.”
Tiba-tiba ditengah jalan peti itu terjatuh karena dibuang oleh para kurcaci.
… Itu sih bukan terjatuh namanya.
“Berat tahu! Kamu kan nggak bayar biaya pengantaran. Udah ah, kami mau pesta teh, musim semi nih!”
“Tunggu dulu! Terus bagaimana aku bisa membawanya?”
Peti yang jatuh itu terbuka dan Snow White terjatuh. Dari mulutnya keluar potongan apel beracun itu.
“Aduh sayang nih!”
Snow White memakan kembali apel itu. Kali ini baru racunnya bekerja, tadi sih Snow White bukan pingsan, tapi tidur.
“Lho kok pingsan lagi?”
Pangeran tersebut menggendong Snow White sampai ke kerajaannya. Sampai di kerajaan, Snow White terbangun.
“Terima kasih tumpangannya.”
“Lho? Jadi kamu tadi tidak pingsan ya?”
“Kenapa aku harus pingsan? Kamu pingin aku pingsan ya?”
Kemudian Snow White pingsan. Ratu kerajaan itu tidak sengaja melihatnya.
“Anakku! Apa yang kau lakukan pada gadis itu? Kamu telah menghamilinya ya?!”
“Apa?! Kalau begitu maafkan aku ibu! Aku akan bertanggung jawab!”
Kemudian Snow White dan pangeran itu akan dinikahkan.
Di lain tempat, ratu yang lain sedang berbicara pada cermin.
“Oh cermin yang tergantung di dinding, siapakah wanita yang paling cantik?”
“Tentu saja anda, wahai ratu.”
“Apa!? Snow White menikah dengan pangeran kerajaan lain?! Kurang ajar, masih hidup saja dia!”
Ratu pergi ke kerajaan tetangga dengan amarah yang memuncak.
“Tentu saja anda, wahai ratu.”

Sesampainya di kerajaan tetangga, ratu (mama Snow White, tapi bukan manajernya kayak yang di suatu acara TV) melihat pernikahan Snow White dengan pangeran kerajaan itu. Ia mendekati Snow White dan akan mengucapkan mantera kutukan.
“Snow White! Ternyata kau ada di sini!”
“Pedagang keliling, eh, nenek penjual sisir, eh, nenek penjual apel, eh, Mama?!”
“Snow White… Mama selalu mendoakanmu, nak. Semoga kamu berbahagia dengan pangeran ini.”
“Mama… Terima kasih banyak.”
“Ratu, maafkan aku yang telah lancang menikahi Snow White. Aku telah menghamilinya…”
“Sudahlah, tidak apa-apa. Aku menunggu cucu pertamaku.”
“Mama?! Jadi mama tidak marah?! Mama memang mamaku yang paling baik!”
“Terima kasih bibi!”
Mereka semua bahagia, termasuk semua warga yang menghadiri pernikahan mereka.
Kalau bisa dibuat bahagia, mengapa memilih ending yang harus-ada-yang-mati?
Dan tidak jauh dari tempat pernikahan itu… Akhirnya… Aku melihat bingkai jendela yang berwarna hitam itu

haloo haloooo assalammualaikum.. :D
seperti janji gue sebelumnya gue akan menceritakan weekend gue kemarin.. kalau sabtu gue makan sushi bareng hikmah, sekarang gue nonton iron man 3 sama hikmah juga lah. hahahaha. gue nonton iron man 3 di puri.. sekarang gue akan mulai bercerita.
Blog.Uhm.vN

http://themovieblog.com/wp-content/uploads/2013/05/iron-man-3-official-hd.jpg


sebelumnya gue sama sekali gak ngeh kalau iron man 3 udah keluar. Sadarnya pas hikmah sms buat mastiin udah keluar apa belum.. bertepatan gue mau nge cek ke 21cineplex, di fb ada temen gue nge-share tiketnya nonton iron man 3 3D pula. waaaaahh.. langsung aja gue serbu berbagai pertanyaan, kapan keluar, rame nggak, seru nggak.. dan jawabannya "baru keluar hari ini" "rame banget dari pagi" "pasti lah seru yu apalagi 3d nya".. akhirnya gue bales smsnya hikmah bahwa hari ini keluar iron man pada tanggal 24 april kalau nggak salah yah. gue ceritain dari A-Z tentang gimana antrian iron mannya. mulai bingung deh nentuin tanggal, soalnya kalau buru2 malah gak nikmat nontonnya, budget juga belum kekumpul banget..
Blog.Uhm.vN

akhirnya bima (temen SMA) nge tweet tentang dia pengen nonton iron man juga... cuma yah karena padetnya antrian loket itu bima ngetweet lagi "kalau gak booking susah". akhirnya gue nimbrung "bim kalau gue titip sama lu boleh nggak"... memang dasarnya udah temenan baik alhamdulillah dibantuin.. perlahan tapi pasti, bima kabarin gue tentang pembookingan tiketnya dan gue dapet 2 tiket nonton iron man 3 di puri non-3D pada hari minggu 5 mei.
Blog.Uhm.vN

sekitar jam 10.15 hikmah udah sampai di gang rumah gue, gue pun pamit pergi... sekitar jam 11 kurang udah sampe di puri, cuma mampir dulu ke carrefourna buat belanja makanan dikit buat didalam bioskopnya.. selesai belanja kita pun menelusuri gedung2 puri.. mungkin karena udah lama gak main ke puri kali yah gue lupa gedungnya yang mana dan lucunya hikmah kayaknya juga.. berbekal keyakinan dan sedikit keraguan gue pun jalan di sepanjang tepian gedung menelaah pintu masuk.. ditengah perjalanan gue ngumpetin makanan dan minuman yang tadi gue beli di selipan2 tas.. ngehehehe
Blog.Uhm.vN

selesai masukin makanannya kembali jalan, dan dengan yakin membuka pintu masuk.. pas udah masuk ke dalam kok aneh yaah.. kayak bukan pintu masuk yang biasanya.. akhirnya coba menuruni eskalator, ternyata parkiran.. yaudah naik lagi ==;a ya allah agak sedikit memalukan yah. gue pun sama hikmah keluar lagi dan balik ke jalanan tadi.. mulai liat pintu2 yang mengarah kedalam mall puri bagian tengahnya.. melihat ada satpam dan taxi taxi gue yakin ini pintunya.. daaaaaaaaaannnn......... . B.E.N.A.R
Blog.Uhm.vN

langsung melangkah cepat ke XXI nya.. setiba di XXI gue nanya satpam tempat antrian MTIX, satpam pum memberi arahan, selesai itu gue langsung cepet2.. wuuiiiihhh antriannya panjang banget, kayaknya pada mau nonton iron man semua yah.. dari ujung ke ujung hampir mau ke pintu keluar.. untung gue udah booking jadi gak perlu bersatu dengan mereka nyahahahah
Blog.Uhm.vN

setelah kasih tau no bookingannya tiket pun sudah ditangan gue memutuskan buat solat dulu.. biar tenang di bioskopnya.. selesai solat gue pun kembali ke XXI nya dan masuk ke studio 1. ah sangat di sayangkan gue tertinggal filmnya beberapa menit.. yah untungnya sih masih awal jadi gak terlalu gue permasalahkan... gue mencari tempat kursi gue, setelah dapet ternyata gue diapit sama ibu-ibu.. jadi sebelah gue ada ibu2, sebelahnya hikmah juga ibu2. gue punya firasat gak akan enak ini sebelahan sama ibu-ibu.. film pun mengalir (hah? film kok mengalir??)... mulai ke titik serunya.. gue suka sama film ini karena baru liat super hero kok nyeleneh banget.. diluar kategori super hero yang serius, sangat sangat serius.. baguslah seenggaknya kan gak ngebosenin.. tokoh iron man ini Tony Stark (Robert Downey Jr) *kalau gak salah gini tulisannya ya* tokohnya ini sangat sangat konyol, orang kaya tapi gak sombong dan menurut gue royal, gak malu dengan keadaannya yang mungkin sangat konyol untuk seorang pria.. dan wibawanya sangat tinggi.
tokoh-tokoh yang lain pun berakting sangat bagus sesuai dengan peranan masing-masing.. kalau jahat yah jahat, kalau licik yah licik sampe keubun-ubun, kalau kocak yak kocak, pokoknya pas banget. gak ada yang janggal dengan karakter masing-masingnya. PERFECT!

Sebelumnya kan gue ngomong tokohnya ini sangat konyol, pastilah ada unsur lucunya nih film yang mengakibatkan gue sama hikmah beserta penonton ketawa, dan bener firasat gue ini ibu-ibu dengan tampang flatnya tetep nyimak, dalam hati gue "bu lucu tau itu bu.. masa gak ketawa", gak 1 atau 2 adegan yang lucu dia cuma diem aja.. tapi semua adegan lucu yang ada di film itu.. gue pun bodo amat, kalau lucu gue ketawa sejadi2nya sambil nutupin mulut pake handuk.. yah gak enak juga lah yah ketawa kenceng-kenceng.

alur ceritanya itu bikin penasaran, overall intinya seru lah !! adegan sexualnya juga gak ada.. masih batas wajar.. gue lebih suka film action yang emang gak ada unsur itu, walaupun jarang di temukannya pasti..
endingnya juga bagus, bikin orang bertanya-tanya apakah ada iron man selanjutnya...
biar enak tonton lah, jadi bisa ngerasain serunya nonton film iron man.

film pun berakhir jam setengah 3 lewat.. perut keroncongan dan akhirnya makan di food court.. gue pun memesan doner kebab.. asli enak harga terjangkau dan kenyang.. ya iyalah gue sama hikmah mesen 2 menu  gimana gak kenyang coba
Blog.Uhm.vN

selesai makan duduk duduk sebentar dan akhirnya jam setengah 5 gue dan hikmah pun pulang.
sekian cerita gue hari ini
byeee blogger  Blog.Uhm.vN

assalammualaikum

haloo assalammualaikum...  gue ingin sedikit bercerita pas weekend gue kemarin. Pada hari sabtu tanggal 4 mei 2013 adalah waktu gue untuk pulang ke jakarta. Hikmah ngejemput gue deket rumah tante gue, yah tujuannya karena selain gue ingin bertemu dan juga sekalian jalan-jalan..
tenang jalan-jalan gue bermutu kok, yaitu kuliner. hahahah :D maklum gue sama Hikmah memang tukang makan wkwkwk..
Blog.Uhm.vN

dan akhirnya hikmah melabuhkan motor nya ke hati gue (mana muat).. melabuhkan motornya di Sushi Yoi.. alamatnya kurang tau yah, yang penting letaknya disebrang pas Universitas Muhammadiyah Jakarta.


Sebelumnya hikmah itu gak suka makan sushi.. gara2 waktu SMA itu gue cekokin dia dan dia meronta-ronta gak mau sambil bilang "aku gak suka ikan ah!!" gue dengan tenang bilang "cobain dulu enak, gak kerasa ikannya".. yah walaupun dia bete2 gimana gitu, gue pun jujur agak ikutan bete pas beli mana harganya mahal bgt 2 sushi.. 2 sushi loh bukan 2 piring sushi hahahha.. tapi tetep gue cekokin.. ujung2nya dia bilang "enak yah yu heheheh" gue cuma mesem2 nahan ketawa sambil ngeledek
 Blog.Uhm.vN

oke balik lagi.. yang barusan itu flash back aja asal muasal hikmah jadi doyan sushi gini wkwkwk..
akhirnya gue memesan beberapa sushi.. kalau gak salah 3, dan minuman 2.

Yang pertama adalah

 Dragon Roll ini didalamnya kalau lidah gue yang mengcap ada udangnya, sama sayuran2 kayak timun gitu. dibalut saus teriyaki yang lezat yang membuat mulut moyong2 kalau makan saking lumayan gedenya sushi ini potongannya.. harganya sekisar 23 ribuan. tapi enak loh. gak nyesel Blog.Uhm.vN

yang ke 2 adalah


Ini adalah Spider Roll. gue gak makan ini terlalu banyak karena jatah gue kebanyakan di dragon roll.. kalau spider roll enak juga, didalamnya ada sayuran dan daging.. karena gue bukan chef yang sekali nyicip ini apaan jadi gue cuma kasih tau inti dari isi nya aja hehehe
 Blog.Uhm.vN

oh yah harganya juga gak jauh dari 23ribuan

yang ke 3 adalah gue lupa namanya ada orange2nya.. gak sempet motoin hahahha.. harganya 16ribu. wah ini menurut gue paling enak di lidah kenapa karena pas semuanya.. dan ada mayo yang gak lebay banget yang bisa buat perut gue mual mual...
Blog.Uhm.vN

lalu gue memesan 2 minuman. gue jus strawberry dan hikmah semangka.. wah gue kira ini jus kayak jus biasa aja, eh seger banget loh.. strawberrynya yang asem2 seger bikin gue ketagihan minum bukannya makan,.. terus gue coba jus semangkanya hikmah.. manisnya manis buah banget.. bukan gula.. menggiurkan..
harga jusnya 9ribu.

inget semua itu belum kena pajak yah
gue makan disini semuanya 86 ribu untuk berdua, nah coba sekarang andalah yang menilai makanan ini mahal atau tidak. menurut gue nggak, asal jangan sering2 aja makannya dompet ciut juga ahhahaha

okeee sekian dulu cerita weekend gue kemarin, mungkin selanjutnya gue akan bercerita gue nonton iron man 3 hari minggunya.. kalau ingat
 Blog.Uhm.vN

byeeee.. assalammualaikum...
*koprol*
Blog.Uhm.vN