Sumber : http://www.antaranews.com/berita/403985/presiden-partisipasi-rakyat-perkuat-demokrasi
Nusa Dua
(ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan partisipasi
rakyat dalam pengambilan kebijakan yang berdampak langsung pada rakyat
adalah satu dari empat kunci sukses untuk memperkuat demokrasi dalam
masyarakat majemuk.
"Kita harus menciptakan suatu lingkungan di mana rakyat merasa turut
berperan dalam (menentukan) kebijakan yang dikeluarkan. Di suatu negara
dengan keberagaman budaya dan wilayah yang luas seperti Indonesia, hal
itu membutuhkan sistem pemerintahan desentralisasi," kata Presiden
Yudhoyono di Bali, Kamis.
Oleh karena itu, kata Presiden, salah satu reformasi utama dalam
transisi demokrasi di Indonesia adalah pembentukan sistem pemerintahan
desentralisasi.
"Pendekatan itu sangat penting, misal, dalam upaya untuk mengakhiri
pemberontakan separatis yang telah berlangsung selama tiga dasawarsa di
Aceh. Pendekatan itu juga menjadi upaya kunci kami untuk mempromosikan
kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat," kata Presiden dalam
pidatonya saat membuka Forum Demokrasi Bali (BDF) VI.
Pada kesempatan itu Presiden Yudhoyono berbagi pengalaman Indonesia
untuk terus menjaga kelangsungan demokrasi pada bangsa yang terdiri
lebih dari 300 kelompok etnis, 700 bahasa, beragam keyakinan dan 17 ribu
pulau.
Selain partisipasi rakyat, Presiden Yudhoyono juga menyebut jaminan
hak-hak konstitusi warga, penegakan hukum serta promosi tolerasi dan
dialog antar kelompok yang berbeda sebagai pendekatan Indonesia untuk
menjaga kelangsung demokrasi.
Ia menyebut hak konstitusi meliputi kebebasan beragama, kebebasan
berekspresi, persamaan di depan hukum, non diskriminasi, dan
perlindungan terhadap minoritas.
"Hak konstitusi bagi seluruh rakyat harus dijamin. Hak-hak ini
meliputi kebebasan beragama, berekspresi, persamaan di muka hukum,
non-diskriminasi dan perlindungan terhadap kelompok minoritas. Kami
memberi makna pada hak-hak ini, yang menjadi dasar dari hukum dan
peraturan kami," katanya.
Pendekatan ketiga, kata Presiden, adalah penegakan hukum. "Hak asasi
dari seluruh rakyat harus dihormati. Ini juga meliputi perlindungan hak
asasi kelompok minoritas. Oleh karena itu penting bagi kita untuk
menjamin keinginan mayoritas dan hak kelompok minoritas di konstitusi,"
kata Presiden.
Indonesia, kata Presiden, terus memastikan bahwa penghormatan dan
persamaan hukum menjadi bagian intergral dari cara hidup bangsa
Indonesia.
Pendekatan terakhir, kata Presiden, adalah promosi interaksi
antar-kelompok untuk mendorong pemahaman bersama, tolerasi dan kohesi
sosial.
"Kami harus mendorong dialog antar kelompok agama, etnis
dan ekonomi-sosial. Sebagai hasilnya kami promosikan persahabatan dan
resolusi damai dari sejumlah sengketa antar-mereka," katanya.
BDF kali ini yang bertema Konsolidasi Demokrasi dalam Masyarakat
Majemuk dihadiri oleh tiga kepala pemerintahan yaitu Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, dan PM
Timor Leste Xanana Gusmao.
ANALISIS
Indonesia ini memang sangat cocok sekali jika menerapkan sistem pemerintahan yang demokrasi. agar dapat menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai sesama baik itu dari segi pendapat atau aspirasi mereka, aspek budaya dan lain-lainnya dan juga untuk menimbulkan rasa sadar yang tinggi bahwa semua manusia itu pasti mempunyai hak-hak yang harus terpenuhi. Pendekatan ini harus dilaksanakan sebaik mungkin dan sesegara mungkin agar rakyat bisa lebih bisa berpastisipasi dalam menata sistem pemerintahan Indonesia kedepannya Indonesia menjadi negara yang damai, tidak menjadi negara yang anarkis.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar